Tangerang, OG Indonesia -- Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali lepas 9 Pekerja Migran Indonesia (PMI) sektor perawat program Government to Government (G to G) ke Jerman di Lounge PMI Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (8/7/2024).
Ke 9 Pekerja Migran Indonesia yang dilepas tersebut berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Lampung, dan Sulawesi Utara.
Mewakili Kepala BP2MI Benny Rhamdani, Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, Irjen Pol I Ketut Suardana mengucapkan selamat kepada para Pekerja Migran Indonesia yang akan berangkat bekerja ke Jerman.
"Nanti malam sudah siap berangkat, saya diberikan arahan, bimbingan dan motivasi supaya nanti bekerja di Jerman pada sektor perawat dapat benar-benar bekerja dengan baik dan terus menjaga integritas," pesannya.
I Ketut Suardana berpesan, kepada para PMI untuk terus belajar, karena proses untuk berangkat bekerja ke Jerman itu tidak mudah. Banyak tantangannya seperti bahasa, ini tantangan yang harus diperhatikan oleh para calon Pekerja Migran Indonesia.
"Dari 800 orang yang mendaftar pada tahun 2021 hingga 2024, sekarang baru 105 orang yang lulus. Kemampuan bahasa perlu diperhatikan karena ini adalah tantangannya. Makanya kami mohon kepada teman-teman Pekerja Migran Indonesia yang yang ingin bekerja di Jerman untuk terus belajar lebih giat lagi," jelasnya.
Tidak hanya sektor perawat, ke depan akan dibuka lagi peluang kerja lagi yang berbeda seperti sektor konstruksi dan hospitality.
"Ke depan pemerintah terus meningkatkan penempatan PMI ke Jerman, kita akan kembangkan khususnya di wilayah kawasan Eropa lainnya atau khususnya Jerman," jelasnya.
Namun di sisi lain, ia mengungkapkan, bahwa bekerja di Jerman sebagai Pekerja Migran Indonesia pada sektor perawat akan mendapatkan gaji yang cukup lumayan. Umumnya Pekerja Migran Indonesia akan mendapatkan gaji sekitar Rp47-52 juta per bulannya.
Direktur Poltekkes Jakarta III Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Badriah menyatakan, untuk kemampuan dalam bekerja bahwa para perawat sudah tidak diragukan lagi skill-nya.
"Kemampuan dalam berbahasa Jerman karena itu yang menjadi kendala, kami pikir kemampuan asuhan para perawat dalam hal bekerja sudah tidak diragukan lagi," tegasnya.