PHR menemukan sumber migas baru tersebut melalui pengeboran Sumur Eksplorasi Astrea-1 yang berada di wilayah Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. EVP Upstream Business PHR WK Rokan Andre Wijanarko mengatakan, sumur eksplorasi Astrea-1 merupakan sumur Komitmen Kerja Pasti (KKP) WK Rokan dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang memiliki objektif utama reservoir pada Formasi Pematang Upper Red Bed.
Sumur tersebut dibor dengan profil directional menggunakan rig pengeboran darat, ditajak pada 10 April 2024 dan mencapai kedalaman akhir pada kedalaman 7.158 kaki pada 3 Mei 2024.
Andre mengatakan, pada 5 Juli 2024, operasi Sumur Astrea-1 dilanjutkan pada tahapan Uji Kandungan Lapisan (UKL) menggunakan rig workover. Setelah dilakukan serangkaian evaluasi formasi dengan menggunakan e-line logging, PHR selanjutnya mengusulkan 2 interval UKL.
“Pada tahapan Uji Kandungan Lapisan pertama, Formasi Pematang Upper Red Bed berhasil diperoleh laju alir minyak lebih dari 3.000 BOPD. Penemuan sumur eksplorasi ini merupakan penemuan sumur yang ketiga setelah sebelumnya penemuan migas di sumur Sidingin North-1 dan Pinang East-1 serta sumur Mibasa-1 yang mengindikasikan minyak,” jelas Andre.
UKL sumur eksplorasi bertujuan untuk mengetahui kandungan hidrokarbon ekonomis dari suatu lapisan dan mengetahui karakteristik reservoir yang dilakukan sesaat setelah pengeboran. UKL ini dilakukan dengan cara memproduksikan fluida melalui pipa bor.
“Jika didapatkan hidrokarbon pada saat uji kandungan lapisan, maka laju alirnya diukur untuk kemudian dialirkan menuju burn pit untuk dibakar karena keterbatasan fasilitas produksi pada tahapan eksplorasi. Hal ini umum dilakukan pada proses uji kandungan lapisan dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan lingkungan dan mitigasi dampak sosial,” jelas Andre.
VP Explorations PHR Suprayitno Adhi Nugroho menjelaskan, temuan migas di Astrea-1 ini merupakan hasil kolaborasi seluruh fungsi di WK Rokan dalam mendukung strategi eksplorasi Perusahaan.
“Pengeboran sumur Astrea-1 sekaligus sebagai pembuktian konsep baru pengembangan area kompleks cluster prospek yang ada di WK Rokan dan akan dilanjutkan evaluasi bawah permukaan melihat peluang stratigraphic trap di Formasi Pematang Upper Red Bed, Sub Cekungan North Aman dan Sumatera Tengah,” jelasnya.
“Penemuan minyak di Astrea-1 ini semakin menambah keyakinan geoscientist (ahli geologi) PHR dalam pencarian sumber daya baru di area yang sudah sangat mature (matang), berada di antara lapangan berproduksi dan telah diproduksikan puluhan tahun dalam rangka menjaga penurunan alamiah produksi minyak ke depan,” tambah Andre.
Pihak SKK Migas mengapresiasi capaian yang diraih PHR ini. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro mengatakan, pengeboran sumur Astrea-1 merupakan bukti bahwa KKKS, dalam hal ini PHR, terus berkomitmen untuk melakukan pengeboran untuk mencapai target dan menaikkan produksi migas nasional.
“Komitmen pengeboran harus terus dijalankan oleh PHR dan KKKS lainnya untuk sama-sama mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah," kata Hudi.
Menurut Hudi, temuan hidrokarbon minyak bumi dari Sumur Astrea-1 di Blok Rokan merupakan kabar baik, terlebih saat ini bertepatan dengan peringatan 22 tahun kiprah SKK Migas dalam pengelolaan hulu migas di Indonesia.
"Sebagai wujud implementasi Long Term Planning bagian reserve to production, penemuan ini akan terus ditindaklanjuti dan proses pengembangan terus berjalan sehingga terjadi peningkatan produksi yang masif," jelas Hudi. RH