Jakarta, OG Indonesia -- Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali melepas sebanyak 354 Pekerja Migran Indonesia yang terdiri dari 349 orang melalui program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan (Korsel) dan 5 orang melalui program Special Placement Program to Taiwan (SP2T) Taiwan di El Royale Hotel Jakarta, Senin (22/7/2024).
Dalam sambutannya, Kepala BP2MI, Benny Rhamdani menekankan bahwa saat ini BP2MI sedang berpacu di tengah transformasi dari UU No. 39/2004 menjadi UU No. 18/2017. Adapun point fundamental dalam perubahan tersebut yakni tentang bagaimana meluruskan paradigma negara tentang Pekerja Migran Indonesia.
“Pandangan yang menganggap Pekerja Migran Indonesia sebagai pekerja rendahan dan sering bermasalah seperti kekerasan fisik, seksual, gaji tidak terbayar, serta pemutusan hubungan kerja secara sepihak adalah keliru. Justru sebaliknya, Pekerja Migran Indonesia adalah warga negara yang layak mendapatkan penghormatan dan perlakuan istimewa dari negara," tuturnya
Mereka, lanjut Benny, adalah pejuang keluarga dan pahlawan devisa negara. “Untuk masa depan keluarga, mereka berani meninggalkan kampung halaman dan negara. Hebatnya, mereka bekerja dan memberikan 227 triliun sumbangan devisa ke negara, sumbangan terbesar kedua setelah sektor migas," tegas Benny.
Sekertaris Anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) dan Pembina Tim Kajian Penyelesaian Permasalahan Pekerja Migran Indonesia, Sudirman Tarigan, mengatakan Wantimpres sangat peduli dengan Pekerja Migran Indonesia dan telah membentuk tim kajian yang mottonya adalah memanusiakan Pekerja Migran Indonesia.
“Ketuanya Dr. Triana Dewi Seroja. Untuk memahami masalah Pekerja Migran Indonesia kami sudah keliling Indonesia mulai dari Lombok, Indramayu, Karawang, Banyuwangi, dan daerah-daerah lainnya," jelas Sudirman sembari memperkenalkan jajarannya yang turut hadir dalam pelepasan.
Ia memberi motivasi para Pekerja Migran Indonesia untuk tetap menjaga jati dirinya sebagai Warga Negara Indonesia. “Sehebat apapun Korea, tetap NKRI yang terbaik. Kibarkan bendera Merah Putih dan jangan tunjukan sikap yang tidak baik. Tunjukkan hal baik yang mencerminkan Indonesia. Kalian baik, Indonesia baik, kalian buruk, Indonesia Buruk," tegas Sudirman.
Demikian juga yang dikatakan oleh politisi muda dan inspiratif, Aryo Seno Bagaskoro. “Berangkat ke Korea adalah kesempatan untuk membuktikan mental dan spirit Indonesia dan hari ini adalah gerbang menuju mimpi kawan-kawan sekalian. Dengan credential letters, artinya kalian sudah menjadi duta-duta kecil yang meskipun tidak bertugas sebagai seorang diplomat, tapi tetap merepresentasikan Merah Putih," tuturnya.