Jakarta, OG Indonesia -- Perkuat fokus sustainability, PT Pertamina (Persero) konsisten menyiapkan talenta Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menjadi penggerak keberlanjutan (sustainability) di Indonesia. Pertamina sebagai pemimpin energi transisi juga membangun ekosistem pengembangan SDM sustainability, di antaranya dengan kolaborasi.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan lima tahun terakhir Pertamina telah melakukan transformasi bisnis dan transformasi organisasi, kini saatnya Pertamina memberikan kontribusi yang lebih dalam menyiapkan SDM berkualitas sebagai penggerak sustainability di Indonesia. Pertamina telah memiliki Pertamina Sustainability Academy (PSA) sebagai lembaga sustainability pertama di Asia yang memiliki program mendidik talenta-talenta untuk memperdalam pengelolaan energi berkelanjutan.
“PSA telah menggelar sejumlah program pelatihan, terutama untuk internal Perwira Pertamina dari berbagai level. Pertamina juga membuka peluang kepada pemerintah, kementerian, institusi pendidikan dan semua elemen masyarakat untuk menimba ilmu di bidang sustainability ini, sehingga bersama-sama mewujudkan NZE di tahun 2060,” ujar Fadjar, Senin (3/6/2024).
Pertamina juga telah melakukan sejumlah kolaborasi dengan berbagai lembaga baik kementerian, perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, perusahaan nasional maupun mitra kerja sama Pertamina untuk sama-sama menjadikan Indonesia sebagai pusat transisi energi dunia.
“Pertamina telah membuka kerja sama dengan mitra-mitra strategis untuk sama-sama menimba ilmu di Pertamina Sustainability Academy untuk menyongsong masa depan Indonesia bebas emisi,” imbuh Fadjar.
Fadjar menambahkan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah yang bisa dioptimalkan untuk pengembangan energi bersih. Potensi dan tantangan besar dalam transisi energi mesti disikapi dengan memperbanyak kolaborasi dengan seluruh stakeholder. Berdasarkan penelitian oleh Bloomberg New Energy Finance (BNEF), Indonesia yang kaya sumber daya alam nabati memiliki potensi menarik investor global dengan nilai USD3,5 triliun di sektor energi ramah lingkungan.
“Kolaborasi semua pihak dalam membangun SDM beserta infrastrukturnya menjadi kunci sukses dalam mewujudkan sustainability,” tandas Fadjar.
Selain PSA, Pertamina juga mendorong edukasi sustainability melalui komunitas yang ada di internal seperti lewat PERTIWI Pertamina yang konsisten mendorong gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain itu, lewat Universitas Pertamina turut menyiapkan generasi muda atau mahasiswa lulusan yang memiliki sustainability skill.
Tak hanya edukasi, melalui program Desa Energi Berdikari (DEB), Pertamina juga mengajak masyarakat desa untuk mengembangkan pemanfaatan energi baru terbarukan di lingkungannya. DEB ini merupakan peran tanggung jawab sosial lingkungan Pertamina, dimana saat ini telah berjalan di 85 desa di Indonesia dan efektif mampu menurunkan emisi hingga 729.127 ton Co2eq per tahun sekaligus mendorong kemandirian ekonomi masyarakat dengan manfaat ekonomi senilai Rp2,5 miliar.
“Pertamina menyadari pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat dan lembaga, untuk meningkatkan kompetensi SDM di bidang sustainability ini. Sehingga, bersama-sama dapat mencapai target energi berkelanjutan dan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi,” ujar Fadjar. RH