|
“Keberhasilan ini merupakan hasil dari optimalisasi berbagai strategi pengadaan, termasuk pengadaan bersama dan kontrak bersama (farm-in), penguatan market intelligence, dan evaluasi Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau Owner’s Estimate (OE). Penerapan upaya maksimal dalam proses negosiasi hasil tender juga memainkan peran kunci dalam mencapai efisiensi ini,” dikatakan Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas pada Rabu (12/6/2024) di Jakarta.
Pada tahun 2019, SKK Migas berhasil menghemat US$ 517 juta. Tahun berikutnya, terjadi penurunan nilai efisiensi menjadi US$ 364 juta, hal ini berbanding dengan turunnya nilai pengadaan akibat adanya pandemi Covid-19.
Tren positif ini berlanjut pada tahun 2021 dengan efisiensi sebesar US$ 275 juta dan pada tahun 2022 dengan penghematan sebesar US$ 235 juta atau. Puncaknya, pada tahun 2023, SKK Migas mencatat efisiensi tertinggi selama lima tahun terakhir dengan nilai US$ 579 juta.
Hudi menyatakan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras dan dedikasi seluruh tim SKK Migas berkolaborasi dengan para Kontraktor Kerja Sama. “Kami akan terus berinovasi dan memperbaiki proses pengadaan kami untuk memastikan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam sektor hulu migas memberikan nilai maksimal bagi negara dan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, SKK Migas juga berkomitmen untuk terus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan. Dengan mengimplementasikan teknologi terbaru dan sistem informasi yang lebih canggih, SKK Migas dapat memantau dan mengelola pengadaan dengan lebih efektif dan efisien.
“Pencapaian ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi penerimaan negara, tetapi juga mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor hulu migas. Ke depan, SKK Migas bertekad untuk terus menjadi pionir dalam inovasi pengadaan dan memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkas Hudi. RH