Jakarta, OG Indonesia -- Internasionalisasi pendidikan digadang meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menangani isu global. Menurut European Association for International Education (2015), tantangan global akan semakin beragam, sehingga kerja sama lintas negara dalam pendidikan menjadi harapan dalam menghasilkan lulusan yang kompeten dan inovatif.
Riset Erasmus Impact Study mengungkap, pelajar yang mendapat pengalaman internasional memiliki keterampilan kebekerjaan (employability skill) yang lebih baik. Penelitian serupa menyebut, 64% perusahaan menilai pengalaman internasional sebagai faktor penting dalam merekrut pekerja.
Isu kolaborasi internasional untuk meningkatkan mutu pendidikan mengemuka dalam ajang Time Higher Education (THE) Asia Universities Summit 2024, pada 29 April sampai dengan 1 Mei 2024 di Sunway University, Malaysia. Pada gelaran itu Prof. Wawan Gunawan A. Kadir selaku Rektor Universitas Pertamina dan perwakilan tim Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, hadir sebagai salah seorang narasumber diskusi panel.
“THE Asia Universities Summit, adalah lembaga perangkingan perguruan tinggi dunia. Tahun ini turut menggelar diskusi tentang pendidikan internasional di Asia. Di tahun yang sama, pertumbuhan ekonomi Asia diproyeksikan meningkat pesat, menurut Asia Development Bank (ADB) akan tumbuh sebesar 4,9 persen. Hal ini menciptakan peluang besar untuk memperkuat kerja sama, termasuk di sektor pendidikan,” ujar Prof. Wawan.
Gelaran kegiatan THE Asia Universities Summit menghadirkan lebih dari 30 pembicara yang mengisi 55 sesi diskusi. Serta berbagai tamu undangan dari institusi pendidikan di wilayah Asia.
Sebagai sebuah isu dan tantangan global, pembangunan berkelanjutan salah satunya transisi energi, mendorong UPER giat melakukan kerja sama melalui internasionalisasi pendidikan. Sejalan dengan pembahasan pada THE Asia Universities Summit, berupa transnasional pendidikan, yang meliputi konteks pertukaran pelajar, pelatihan keterampilan hingga riset kolaborasi.
“Kita dihadapkan pada tantangan penyediaan energi memadai dan terjangkau dalam mendukung kebutuhan dasar, sehingga dibutuhkan pemahaman yang luas dalam pengembangan energi berkelanjutan. Melalui internasionalisasi, UPER bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi misalnya University of Bergen di Norwegia dan perusahaan multinasional yang sudah berfokus pada keberlanjutan, yang diimplementasikan melalui kegiatan riset kolaborasi, kerja praktik, magang hingga pelatihan,” tambah Prof Wawan.
Melalui program internasionalisasi di UPER, saat ini UPER telah mengirimkan sejumlah hampir 300 mahasiswa untuk belajar keluar negeri dan menerima lebih dari 200 mahasiswa internasional. Selain itu UPER juga bekerja sama dengan 39 perguruan tinggi dalam dan luar negeri unggulan dalam penyelenggaraan program Dual Degree. Dari sisi industri, UPER membangun kerja sama dengan hampir 200 perusahaan multinasional.
“Pada akhirnya internasionalisasi pendidikan akan membuka dan melatih mahasiswa dalam berpikir secara kritis dan kompleks. Selain itu penyelenggaraan pendidikan secara internasional turut menambah wawasan mahasiswa. Kedepannya dalam menjawab kebutuhan sosial yang lebih heterogen, UPER akan mengembangkan program magister sustainability yang direncanakan akan didirikan pada akhir 2024 ini,” tutup Prof. Wawan. RH