Kabupaten Tangerang, OG Indonesia -- Di sela-sela hari pertama The 48th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition pada Selasa, 14 Mei 2024 yang dihelat di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, para senior hulu minyak dan gas bumi (migas) serius mengulas persoalan target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030 mendatang.
Diketahui, pemerintah lewat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggadang-gadang target produksi minyak 1 juta barel tersebut dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun pada hari ini, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa pihaknya akan menggeser target produksi 1 juta barel tersebut dari tahun 2030 ke 2032.
"Kita sudah melakukan pengkajian, memang kita terganggu dengan pandemi yang 2-3 tahun," kata Dwi. Pernyataan Kepala SKK Migas tersebut disampaikan juga oleh Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara dalam sesi diskusi dengan para senior migas di booth Indonesia Petroleum Association (IPA). "Terkendala Covid," jelas Benny.
Dalam kesempatan yang sama, Chairman Komunitas Migas Indonesia (KMI) S. Herry Putranto yang bertindak sebagai moderator dalam diskusi tersebut mengatakan untuk target realistis di tahun 2030 adalah 750 ribu barel per hari.
"Tidak salah dengan target 1 juta barel ini, tapi setidaknya semua terukur dengan kegiatan eksplorasi dan produksi yang telah dilakukan," tutur Herry seraya menambahkan bahwa target tersebut akan membuat iklim investasi migas lebih baik.
Benny menambahkan, guna terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi, SKK Migas menegaskan kuncinya adalah kegiatan eksplorasi migas. "Makanya kuncinya itu kita harus eksplorasi baru sama EOR untuk bisa men-support mengarah ke (produksi minyak) 1 juta itu," tutur Benny.
Turut hadir dalam sesi diskusi di booth IPA tersebut para senior migas, seperti Wakil Menteri ESDM 2013-2014 Susilo Siswoutomo, beberapa mantan Dirjen Migas Kementerian ESDM seperti Suyitno Patmosukismo, Rachmat Sudibyo, hingga Evita H. Legowo. Masih ada lagi para profesional kawakan migas seperti Lukman Mahfoedz, Gde Pradnyana, RS Trijana Kartoatmodjo, sampai Marjolijn Wajong. RH
Reviewed by Ridwan Harahap
on
Selasa, Mei 14, 2024
Rating:
