Kabupaten Tangerang, OG Indonesia -- PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) tetap agresif untuk memproduksi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Salah satu strateginya dengan terus memperpanjang nilai keekonomian dari lapangan-lapangan migas yang dimilikinya dengan berupaya menjaga cadangan migasnya.
"Kekayaan perusahaan migas itu apa? Itu adalah cadangan migasnya. Kalau sebuah perusahaan memiliki cadangan migas yang besar maka kelangsungan hidup produksinya akan panjang," kata Ridho Wahyudi, Capital Market Manager MedcoEnergi dalam sesi pemaparan "Capaian dan Strategi Perusahaan 2023-2024" di booth Medco pada ajang The 48th Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition 2024 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/5/2024).
Ridho memaparkan, cadangan 2P alias cadangan migas terbukti ditambah dengan cadangan terkira dari aset-aset MedcoEnergi cenderung stabil dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Rinciannya, pada 2018 cadangan 2P MedcoEnergi sebesar 281,71 juta BOE (barel setara minyak) yang economic life-nya bisa bertahan hingga 10,7 tahun.
Sumber: Data MedcoEnergi |
Sementara pada tahun 2023 lalu, economic life lapangan-lapangan MedcoEnergi tetap bisa dipertahankan pada kisaran 10,6 tahun dengan cadangan 2P yang lebih besar yaitu mencapai 538,8 juta BOE. "Jadi almost double, hampir dua kali lipat," ucap Ridho.
Tak heran, produksi migas terkini MedcoEnergi juga naik dua kali lipat, dari hanya sekitar 85 ribu BOEPD (barel setara minyak per hari) pada tahun 2018 sampai menembus 160 ribu BOEPD pada tahun 2023 lalu.
"Kalau dilihat dari tahun 2018 sampai 2023, produksi kami dari level 80 ribu (BOEPD) sekarang sudah ada di level 160 ribu (BOEPD), jadi skala produksi kami naik dua kali lipat dalam lima tahun," tegas Ridho seraya menjelaskan produksi gas bumi masih mendominasi sumbangan produksi hidrokarbon MedcoEnergi secara keseluruhan.
Sumber: Data MedcoEnergi |
Untuk di dalam negeri, MedcoEnergi tercatat memiliki 15 Wilayah Kerja (WK) Migas di mana sebanyak 12 WK Migas telah memproduksi migasnya. Sementara di luar negeri, MedcoEnergi juga giat memproduksi hidrokarbon di Thailand, Oman, hingga Yaman. Masih ada lagi aset MedcoEnergi di Tanzania, Libya, hingga Meksiko yang saat ini statusnya masih dalam tahapan eksplorasi.
Ternyata, MedcoEnergi tidak hanya berpuas dengan aset-aset yang sudah ada. Sebab jika hanya mengandalkan lapangan eksisting pasti cadangan dan produksi migas perusahaan akan turun dari tahun ke tahun seiring menuanya lapangan-lapangan migas yang ada.
Nah, demi terus menjaga cadangan migas dan produksi yang ada, Ridho mengatakan perusahaannya melakukan dua langkah yang cukup efektif yaitu melakukan aksi akuisisi dan berupaya untuk mempercepat konversi sumber daya migas yang dimiliki menjadi cadangan migas terbukti.
Untuk aksi akuisisi MedcoEnergi terbilang agresif. Pada tahun 2022 MedcoEnergi telah menyelesaikan akuisisi Blok Corridor di Sumatera Selatan dari ConocoPhillips. Setahun berselang pada Desember 2023 MedcoEnergi juga melakukan akuisisi 20% hak partisipasi di Blok 60 dan 48, Oman. "Melalui akusisi baik yang di Indonesia maupun di luar negeri, kami bisa menambah cadangan 240 (juta BOE)," ungkapnya.
Dengan kesuksesannya menambah produksi dan cadangan migas, Ridho mengatakan perusahaannya sangat percaya diri untuk menjadi pemain hulu migas terpandang bukan hanya pada tingkat nasional tetapi juga di kawasan. "Ini membuat kami menaikkan perusahaan menjadi salah satu perusahaan migas independen yang mempunyai nama besar di regional South East Asia," pungkas Ridho. RH