Ayu Putri Lestari, pekerja migas PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sedang melakukan video call dengan keluarganya di momen hari Idul Fitri 1445 H.
Jakarta, OG Indonesia -- Sosok perempuan semakin mengambil peran kunci di sektor energi. PT Pertamina (Persero) yang dikomandoi oleh seorang Nicke Widyawati, perempuan Tangguh yang menjadikan Pertamina sebuah perusahaan energi nasional yang mendunia, adalah contoh konkret peranan penting perempuan di industri energi.
Di lingkup hulu migas, peranan Perempuan juga kini menjadi peranan penting di sektor energi. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina juga memberikan kesempatan yang luas bagi penerus R. A Kartini untuk menjadi penggerak dalam pengembangan energi di Indonesia, bahkan di tingkat global.
Komitmen PHE pada kesetaraan gender ini tecermin dari peningkatan jumlah karyawan (Perwira) perempuan yang tersebar pada beragam posisi yang signifikan. Mulai dari kantor pusat PHE sebagai Subholding, hingga Regional dan anak perusahaan yang tersebar luas di dalam dan luar negeri.
Selain itu, pendekatan Diversity, Equity, and Inclusion ini sesuai komitmen PHE menerapkan Environmental, Social, and Governance (ESG) Framework dengan mendorong asas kesetaraan dan keadilan. PHE membuka jalan bagi pemuda-pemudi dari berbagai daerah untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam memberikan kontribusi ke industri hulu migas.
Tidak hanya menjadi bagian dari Perusahaan, perempuan berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja, capaian, dan perkembangan Perusahaan. Selain itu, semakin banyak perempuan yang menduduki posisi kunci, termasuk engineering dan riset.
PHE secara aktif meningkatkan kapasitas pekerja perempuan melalui berbagai program pengembangan baik secara manajerial untuk pengembangan peran kepemimpinan, hingga pengembangan fungsional yang menambah keterampilan dan keahlian untuk berkiprah dan menorehkan prestasi dalam pekerjaannya.
Baerdasarkan data yang ada, PHE sebagai Subholding Upstream memiliki jumlah Pekerja perempuan sebanyak 1.749 orang dengan persentase rata-rata Pekerja perempuan yang menjabat di tataran manajerial adalah sebesar 13%. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa jumlah pekerja perempuan serta para perempuan yang mengisi jabatan penting di lingkungan perusahaan cukup signifikan.
Salah satu dari sosok Perwira perempuan adalah Ayu Putri Lestari, seorang pekerja hulu migas di lingkungan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina.
Ayu adalah salah satu pekerja yang bertugas di Tim Operations Duri yang sehari-hari menggeluti pekerjaan sebagai Operation Representative, yang bertugas memastikan fasilitas di lapangan berfungsi dengan semestinya dan memastikan status sumur di lapangan.
Dedikasinya kepada pekerjaan pun patut diacungi jempol. Pada hari raya Lebaran lalu, ia tetap menjalankan amanahnya dengan baik, bekerja di lapangan, Meskipun harus jauh dari keluarga, menjaga produksi agar berjalan dengan aman demi menjaga pasokan energi.
"Meskipun tidak bisa mudik dan berkumpul langsung dengan keluarga, kami tetap bersyukur bisa merayakan Idulfitri via video call. Rasa rindu memang ada, tapi kami tahu tugas ini sangat penting untuk menjaga energi nasional," ujar Ayu.
Di sisi lain, meskipun jauh dari keluarga, Ayu Putri Lestari dan rekan-rekannya di PHR WK Rokan tetap merasakan hangatnya kebersamaan. Mereka saling menguatkan dan berbagi keceriaan. Suasana kekeluargaan dan semangat nasionalisme yang tinggi menjadi energi tambahan bagi mereka untuk terus bekerja dengan penuh dedikasi.
"Di sini, kami seperti satu keluarga besar. Saling membantu dan menyemangati. Rasa bangga menjadi bagian dari operasi PHR dan bisa ikuit berkontribusi untuk negara,” tuturnya.
Kisah Ayu dan para Perwira perempuan di lingkungan Subholding Upstream Pertamina merupakan contoh nyata dedikasi dan pengabdian untuk negeri. Sosok perempuan Tangguh yang mendedikasikan diri dengan semangatnya yang tinggi, terbukti melalui komitmennya dalam bekerja demi menjaga ketahanan energi nasional.
Kehadiran Perwira perempuan di PHE tidak hanya menciptakan lingkungan industri yang lebih inklusif, tetapi juga berperan dalam menorehkan prestasi dan inovasi bagi perkembangan industri hulu migas Indonesia. Dengan penuh komitmen, para perempuan Pertamina ini terus berupaya dalam mengelola perusahaan yang memberi dampak besar dalam mencerminkan semangat Kartini, serta mengadvokasi peran perempuan yang lebih besar di berbagai bidang.
PHE yang mengelola wilayah kerja hulu migas di daerah onshore (darat) maupun offshore (lepas pantai) terus meningkatkan kinerja optimal untuk mendukung tercapainya target produksi yang telah ditetapkan perusahaan.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact ("UNGC") sebagai member sejak Juni 2022. PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG. Mendukung aspek Governance, PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandard ISO 37001:2016.
PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance. RH