Jakarta, OG Indonesia -- Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memberikan penghargaan pejuang kemanusiaan kepada salah seorang Pekerja Migran Indonesia Korea Selatan (Korsel) yang telah menyelamatkan seorang wanita warga negara Korsel yang terjatuh ke laut lepas di pantai Ulsan.
Mewakili Kepala BP2MI Benny Rhamdani, penghargaan diberikan oleh Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik, A. Gatot Hermawan, dan diterima oleh istri Riyanto, Darsih, di Ruang Command Center BP2MI, Jakarta, Jumat (2/2/2024).
Riyanto adalah Pekerja Migran Indonesia asal Desa Purwahamba, Brebes, Jawa Tengah, saat ini bekerja di kapal Dongchangho di Bangeojin, Ulsan, Korsel.
Deputi Gatot menjelaskan bahwa aksi yang dilakukan Riyanto tersebut dapat dikatakan heroik, karena suhu di laut Ulsan pada waktu itu menurut BMKG Korsel mencapai antara 6,6 derajat Celcius sd. 14,8 derajat Celcius, cukup dingin dan berisiko membahayakan nyawanya. Untuk itu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh BP2MI memberikan apresiasi dan penghormatan setinggi-tingginya kepada Riyanto.
“Pemerintah Indonesia sangat bangga dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Saudara Riyanto. Pekerja Migran Indonesia selain sebagai pahlawan devisa juga memiliki semangat membantu sesama dan berjiwa patriotik. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Profesor Si Yong Lim dari Korea Coast Guard Academy yang telah ikut membantu Saudara Riyanto yang juga hadir di tengah-tengah kita semua saat ini melalui saluran zoom,” jelas Deputi Gatot.
Profesor Si Yong Lim dari Korea Coast Guard Academy juga turut menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Saudara Riyanto atas tindakan beraninya menyelamatkan seorang warga negara Korsel.
“Saya mengajar International Relations bagi Coast Guard Officers. Saya pernah menghabiskan masa kecil saya di Indonesia, sehingga saya menganggap sebagian diri saya adalah orang Indonesia. Saya juga berhubungan baik dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korsel. Tindakan Saudara Riyanto ini adalah salah satu penguat hubungan antara kedua negara, saya ucapkan terima kasih,” ungkap Si Yong Lim.
Adapun kronologi peristiwa penyelamatan perempuan Korea Selatan adalah pada tanggal 18 Januari 2024, Riyanto saat akan bersandar ke pelabuhan menyaksikan seorang perempuan terjatuh jatuh ke perairan yang tidak jauh dari pelabuhan Bangeojin, Ulsan, Korsel.
Melihat kejadian tersebut, Riyanto langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan perempuan tersebut dan memeganginya agar tidak tenggelam, hingga akhirnya penjaga pantai setempat tiba dan menyelamatkan mereka berdua. Perempuan tersebut kemudian diberikan pertolongan pertama untuk membantu pernafasan dan detak jantung sebelum kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan lanjutan.
Riyanto yang hadir secara virtual mengucapkan terima kasih kepada Kepala BP2MI dan seluruh pihak yang sudah mendukung dalam pemberian penghargaan pejuang kemanusiaan ini. Sebelumnya ia juga telah mendapatkan penghargaan dari Kepolisian Pos Penjaga Pantai Ulsan.
“Saya bekerja ke Korsel sejak tahun 2017. Penghargaan ini saya serahkan untuk keluarga saya, juga seluruh Pekerja Migran Indoesia yang bekerja sebagai pelaut asing. Salam satu jiwa!” ucap Riyanto.
Dilanjutkan oleh Deputi Gatot, pesan kepada para Pekerja Migran Indonesia lainnya, baik dari sektor perikanan dan kelautan maupun sektor lainnya, untuk tetap semangat dalam bekerja dan semoga senantiasa diberikan kesehatan dan keselamatan.
“Tak lupa kami ucapkan juga terima kasih kepada para pegiat Kemanusiaan Pekerja Migran Indonesia di luar negeri, termasuk yang berada di Korsel, lebih khususnya Bapak Ari Purboyo yang juga hadir secara fisik di tengah-tengah kita dan Bapak Paryanto Ulsan yang hadir secara virtual yang telah melakukan pendampingan dan perhatian yang luar biasa kepada para Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya, juga kepada Bapak Kepala Desa Purwahamba, Brebes, Jawa Tengah yang hadir langsung di sini. Insyaallah senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan-Nya dalam setiap perjuangan nya membela Pekerja Migran Indonesia tanpa lelah dan pamrih,” tutup Deputi Gatot.