Jakarta, OG Indonesia -- PLN Nusantara Power selaku subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, terus mendorong percepatan transisi energi di Indonesia. Melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan PLN Batam, PLN NP selangkah lebih maju untuk mewujudkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Tembesi 46 MWp yang berlokasi di Batam. PLTS Terapung ini akan dibangun di atas Waduk Tembesi yang memiliki luas lahan 864 hektar.
PLN Nusantara Power menggandeng PT TBS Energi Utama (tbk) dalam pengerjaan proyek ini. Proyek terbarukan ini menjadi salah satu proyek PLN NP dalam mewujudkan Net Zero Emision di tahun 2060. Proyek ini bernilai 481 milyar rupiah dan akan menyelesaikan pembangunan pertama sebesar pada bulan desember tahun 2024, dan selanjutnya akan diselesaikan pada desember tahun 2025.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero) Hartanto Wibowo turut menyaksikan proses penandatanganan tersebut. Menurutnya, PLTS Terapung Tembesi ini diharapkan menjadi katalis dalam menarik investasi asing ke Pulau Batam, memperkuat ekonomi lokal dan infrastruktur energi berkelanjutan.
"Pilar utama dalam pengurangan emisi karbon adalah pembangunan pembangkit renewables. PLN telah memiliki kapabilitas dalam menghadirkan pembangkit ramah lingkungan seperti PLTS Terapung Cirata yang merupakan PLTS terbesar di Asia Tenggara", terang Hartanto.
Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah yang menandatangani secara langsung perjanjian ini di kantor pusat PT PLN (Persero) pada Senin (12/2/2024) menyampaikan bahwa proyek ini menjadi percontohan pengembangan pembangkit EBT yang berada di luar pulau Jawa. Menurutnya, untuk mendorong transisi energi, pengembangan pembangkit berbahan Energi Baru Terbarukan (EBT) harus segera dilakukan di seluruh nusantara.
"Setelah sukses meresmikan PLTS Terapung Cirata, kami ingin mereplikasi proyek serupa di beberapa waduk lain di seluruh Indonesia. PLTS Terapung Tembesi ini adalah salah satunya dan bekerja sama dengan PT TBS Energi Utama (tbk).," terang Ruly.
Proyek PLTS Terapung di Waduk Tembesi ini tidak hanya menjadi langkah penting dalam pengembangan energi baru terbarukan di Batam tetapi juga simbol komitmen kuat Perseroan, PLN NP, dan PLN Batam dalam mendukung pembangunan energi baru terbarukan di Indonesia.
“Kerjasama ini menciptakan sinergi strategis antar pihak, dengan tujuan utama menyediakan sumber energi bersih dan berkelanjutan bagi masyarakat Batam,” ujar Ruly.
PLN NP menggandeng PT TBS Energi Utama (Tbk) dalam menggarap proyek ini dengan skema kepemilikan sebesar 51 % adalah milik PLN NP dan 49% dimiliki PT TBS Energi.
Direktur Utama PT TBS Energi Utama (Tbk) Dicky Yordan menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi nilai tambah bagi perusahaan. Menurutnya, PLN NP telah dikenal sebagai perusahaan yang dalam menjalankan bisnisnya berasaskan lingkungan.
"Langkah perusahaan dalam menggandeng PLN Nusantara Power telah sesuai. Dengan kredibilitas yang dibangun PLN NP, semoga PLTS Terapung Tembesi ini bukanlah PLTS terakhir, tetapi sebagai pemicu lahirnya pembangkit energi baru terbarukan lainnya di Batam'," terang Dicky Yordan.
PT TBS sendiri adalah perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. Saat ini, TBS terlibat dalam berbagai kegiatan bisnis yang meliputi pembangkitan listrik, pertambangan, perkebunan, energi terbarukan, kendaraan listrik, dan pengelolaan limbah, semuanya dikelola melalui anak perusahaannya. Salah satu proyek EBT yang sedang dikerjakan adalah pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga mini hidro di Lampung dengan kapasitas 2x3 MW. RH