Jakarta, OG Indonesia -- Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf menegaskan bahwa pihaknya bersama perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terus berupaya mencari tambahan lifting untuk mengisi gap antara target lifting WP&B dan target lifting yang telah ditetapkan APBN untuk tahun 2024 ini.
Diketahui, realisasi lifting minyak tahun 2023 lalu sebesar 606.000 bopd (barel minyak per hari). Lalu untuk tahun 2024, awalnya usulan lifting dari para KKKS hanya sebesar 588.000 bopd. "Jadi memang masih decline, karena belum ada pengembangan, khususnya lapangan minyak yang baru," kata Nanang dalam webinar DETalk bertajuk Enhancing National Energy Resilience Through Extensive Oil & Gas Exploration yang digelar Dunia Energi, Jumat (16/2/2024).
Namun selanjutnya dalam Pre WP&B didapatkan besaran 593.000 bopd yang pada akhirnya lifting minyak ditetapkan dalam WP&B sebesar 596.000 bopd. Besaran lifting minyak dalam WP&B tersebut masih lebih kecil dari target lifting minyak di APBN 2024 yang sebesar 635.000 bopd.
"Jadi masih ada gap antara angka APBN dengan WP&B yang sudah ditandatangani oleh seluruh KKKS. Jadi di pertengahan ini kita harus mencari tambahan baru, filling the gap, bagaimana kita bisa mengusahakan untuk bisa mencapai target APBN yang sulitnya luar biasa, sangat sangat challenging," beber Nanang.
Sementara dari sisi salur gas, Nanang mengungkapkan sedikit lebih baik, di mana pada tahun 2023 lalu dibandingkan tahun 2022 ada sedikit kenaikan salur gas sebesar 1,2%. "Sehingga jika digabungkan oil and gas antara produksi 2022 dan 2023 itu sebenarnya tetap. Menang turun di minyak, tapi naik di gas," tuturnya.
Target salur gas berdasarkan WP&B untuk tahun 2024 ini sendiri sebesar 5.544 MMSCFD, sementara di dalam APBN dipatok sebesar 5.785 MMSCFD. RH
Reviewed by Ridwan Harahap
on
Senin, Februari 19, 2024
Rating:
