Foto: Ridwan Harahap |
Bontang, OG Indonesia -- PT Badak Natural Gas Liquefaction atau Badak LNG yang merupakan anak usaha dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina saat ini tengah bersiap mereaktivasi kilang LNG-nya yang sebelumnya idle untuk mengolah gas alam menjadi LNG kembali berkat adanya giant discovery gas di North Ganal, Kalimantan Timur, yang dikelola oleh ENI.
"Alhamdulillah, perusahaan ENI yang mendapatkan Production Sharing Contract dengan SKK Migas untuk proyek IDD di laut dalam ketemu gas yang jumlahnya cukup signifikan (di North Ganal), sekitar 5 TCF (triliun kaki kubik) dan bisa beroperasi sampai sekitar 20 tahun," ucap Putra Peni Luhur Wibowo, Manager, CSR & Relations Badak LNG kepada sejumlah awak media massa nasional termasuk OG Indonesia saat berkunjung ke komplek Kilang Badak LNG di Bontang, Kalimantan Timur, Selasa (14/11/2023).
Dari temuan gas tersebut, Luhur menegaskan Badak LNG siap menampung dan mengolah gas dari North Ganal menjadi LNG di Kilang Bontang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan pihak SKK Migas dan ENI sebagai produsen gas. "Kalau produsen katakan ingin genjot ya kita jalankan sampai empat train, tetapi kalau ingin dihemat-hemat ya mungkin 2-3 train tapi umurnya agak panjang," ungkap Luhur.
Saat ini Kilang LNG di Bontang hanya menjalankan dua train kilang LNG. Pada puncak produksi LNG-nya pada tahun 2001, Badak LNG dengan produksi LNG hingga 22,5 MTPA (juta ton per annum/tahun) sempat menjalankan sampai delapan train. "Kemudian karena sumber gasnya sudah turun atau decline, tiap tahun berkurang satu train, satu train, sampai akhirnya tahun 2015 tinggal dua train. Kalau pun bisa tiga train itu jika dari sumbernya naik sedikit," terangnya.
Dengan ada tambahan pasokan gas dari North Ganal, Luhur mengatakan Kilang Bontang bisa menambah pengoperasian satu train lagi sehingga secara total akan ada 3-4 train yang dioperasikan di Kilang Bontang. "Tetapi itu masih dinamis dan tergantung dari gas producer juga, berapa sih yang bisa dikirim ke sini. Kalau nanti dinamikanya 4-5 train ya kami harus mempersiapkan juga," ujarnya.
Dirinci Luhur, untuk satu train di Kilang Bontang bisa mengolah sekitar 350 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) gas alam. "Kalau nanti yang datang ke sini 800 ya dua train, kalau 900 lebih bisa tiga train, kalau 1.100 bisa sampai empat train," urainya.
Luhur mengungkapkan gas dari North Ganal akan masuk ke kilang milik Badak LNG sekitar 2-3 tahun lagi tergantung kesiapan ENI dalam menyambungkan jalur gas yang sudah ada. "Dari SKK Migas sudah berkomitmen gasnya untuk diarahkan ke sini. Badak LNG secara operasional sudah persiapan untuk reaktivasi lagi," tuturnya.
"Saat ini kan yang ready tiga train, dua train jalan dan satu train idle untuk antisipasi kalau sewaktu-waktu produksi gasnya naik lagi. Insyaallah kita tambah satu train lagi dengan persiapan 2-3 tahun. Jadi begitu gasnya sampai sini kita siap juga untuk mengantisipasinya," sambung Luhur.
Terkait investasi yang akan dikeluarkan, Luhur menyampaikan bahwa saat ini Badak LNG masih melakukan perhitungan lebih lanjut tergantung dari rencana yang dijalankan oleh pihak produsen gas. "Kemarin itu 5 kilang ditidurkan. Setelah tidur, dihidupkan kembali itu perlu biaya. Untuk detailnya masih dalam tahap workshop kira-kira apa saja yang perlu disiapkan untuk menghidupkan itu kembali," tutupnya. RH