Tanam 7.000 Pohon Aren, Pertamina EP Rantau Field Jaga Sumber Penghasilan Perajin Gula Aren Aceh Tamiang
Pertamina EP Rantau Field mendukung penanaman 7.000 pohon aren untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan baku untuk produksi gula aren. Foto-foto: Ridwan Harahap |
Aceh Tamiang, OG Indonesia -- Tanpa usaha yang terlalu keras, Bang Jay melangkahkan kakinya dengan pasti menaiki sebatang bambu dengan ranting kuat pada buku-bukunya yang sudah dimodifikasi sebagai pijakan kaki. Tangga batang bambu tersebut tertanam kuat di tanah pada salah satu sisi pohon aren atau enau (Arenga pinnata) yang pohonnya hendak dipanjat. Hanya dalam 25 kali pijakan dan kurang dari setengah menit dirinya sudah berada pada bagian "tangan aren" atau tandan bunga dari pohon aren yang tingginya sekitar 8-10 meter dari permukaan tanah.
Di sana Bang Jay pagi itu memanen hasil "sadapan" berupa air nira manis yang keluar dari batang pohon aren yang ditampung pada jirigen kecil. Air nira sekira 5 liter terkumpul sejak jirigen kosong ditaruh pada sore hari sebelumnya. "Dua kali dalam sehari diambil air niranya dan diganti wadahnya, pagi dan sore hari," ucap Bang Jay kepada OG Indonesia saat berkunjung ke Dusun Batu Delapan, Kampung Rantau Pauh, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (4/10/2023).
Air nira tersebut kemudian diolah dengan cara dimasak hingga mengental sampai akhirnya dicetak pada potongan batang bambu dengan berbagai ukuran untuk menghasilkan produk gula aren atau gula merah sebagai bahan pemanis pada sajian kopi. Tradisi minum kopi memang mengakar kuat pada masyarakat Aceh Tamiang dan Sumatra pada umumnya. Hal ini terlihat dari banyaknya tempat minum kopi dari jenis kedai dan warung sampai kafe yang berjejer di pinggir jalan-jalan Aceh Tamiang.
Tak heran pembuatan gula aren juga banyak terdapat di Aceh Tamiang, seperti di Dusun Batu Delapan di mana terdapat sekitar 17 perajin gula aren yang telah bertahan selama tiga generasi dan saat ini mereka tergabung dalam kelompok Meghgek Betuah yang dibina PT Pertamina EP Rantau Field dari PHR Zona 1 Regional 1 Sumatra sejak tahun 2019. Meghgek berarti pohon aren, sementara betuah secara harfiah berarti berguna atau bermanfaat baik.
"Kelompok Meghgek Betuah di Dusun Batu Delapan ini merupakan perajin gula merah yang terbanyak jumlah anggotanya ada 17 perajin, kalau yang lain satu kelompok paling 3 atau 4 perajin," terang Sugiono atau akrab disapa Iik, Ketua LSM Boemi yang turut mendampingi kegiatan usaha Kelompok Meghgek Betuah.
Proses mengambil air nira aren untuk bahan baku pembuatan gula aren. |
Hanya saja keberlangsungan usaha perajin gula aren warga sedikit terkendala dengan kian sedikitnya pohon aren di Aceh Tamiang, salah satu penyebabnya karena kian meluasnya area perkebunan kelapa sawit. Warga Dusun Batu Delapan sendiri selama ini hanya memanfaatkan pohon-pohon aren yang tumbuh liar di lahan milik warga lainnya. Sistemnya bagi hasil, 50 banding 50 dibagi antara perajin gula aren dan pemilik lahan. Kesepakatannya bisa berbagi dari air nira manis yang dihasilkan, dari gula aren yang dicetak atau dari keuntungan penjualan produk gula aren yang diperoleh.
Tingkatkan Kesejahteraan
Iik mengatakan bahwa kesejahteraan perajin gula aren sejatinya bisa lebih ditingkatkan. Saat ini biasanya dalam sebulan seorang perajin gula aren di Aceh Tamiang bisa mengantongi sekitar Rp2 juta dari hasil membuat dan menjual gula aren. "Kita harus mengukir sejarah sendiri, kalau dianggap perajin gula merah itu enggak boleh kaya menurut saya itu harus dibantah habis," ucap Iik.
Dia menegaskan penghasilan perajin gula aren dapat kian meningkat jika produksinya besar serta potensi pasar terutama untuk level menengah ke atas bisa digarap secara serius. Apalagi jika dilakukan inovasi produk turunan gula aren nira seperti gula cair dan gula aren semut seperti yang dilakukan juga oleh kelompok Meghgek Betuah saat ini.
Menurut Iik, kesejahteraan perajin gula aren bisa semakin terjamin jika pasokan air nira dan keberadaan pohon aren juga tetap lestari. "Selama ini pohon-pohon aren yang disadap perajin gula merah adalah pohon-pohon yang tumbuh liar, bukan berarti tidak ada menanam, tetapi menanamnya belum terorganisir dan terkoordinir," tuturnya.
Karena itu Pertamina EP Rantau Field turut menggulirkan program penanaman 7.000 pohon aren secara bertahap sampai akhir tahun 2023 di daerah ring 1 perusahaan. Ada tiga titik di kawasan sempadan sungai yang ditanami pohon aren yaitu di wilayah Kampung Rantau Pauh, Mekar Jaya dan Alur Cucur. "Diperkirakan pohon aren yang ditanam ini sekitar 4 sampai 4,5 tahun ke depan sudah bisa disadap," jelas Iik.
Setelah dimasak, gula aren dicetak di dalam cetakan dari potongan bambu. |
Selain mendukung ketersediaan bahan baku aren, diceritakan Despredi Akbar, Field Manager Pertamina EP Rantau Field, untuk tahun 2023 ini pengembangan kelompok petani aren perajin gula aren berfokus pada strategi memperluas pasar lokal di Aceh Tamiang serta luar Aceh Tamiang. "Perusahaan memfasilitasi kelompok untuk mendapatkan pelatihan manajemen kelompok serta perusahaan juga memfasilitasi kelompok untuk mendapatkan sertifikat halal dan P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) agar kelompok menjadi lebih mudah memasarkan karena sudah berizin, dan hanya tinggal diberikan stimulus,” ucap Despredi.
Apresiasi dari SKK Migas
Atas upaya penanaman 7.000 pohon aren di Aceh Tamiang, pihak Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberikan apresiasi kepada Pertamina EP Rantau Field. "Tentu kegiatan tersebut akan memberikan dampak berganda, tidak hanya turut melestarikan lingkungan tetapi juga menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat perajin gula aren sehingga dapat mendukung perekonomian lokal," ujar Hudi Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas.
Menurut Hudi, penanaman pohon produktif yang berdampak secara ekonomi akan menciptakan simbiosis mutualisme antara Pertamina EP Rantau Field dengan masyarakat di wilayah operasinya sehingga akan mendorong masyarakat untuk turut menjaga dan merawat pohon aren tersebut. "Kami berharap kegiatan yang positif ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan di masa yang akan datang," lanjutnya.
Penanaman pohon aren oleh Pertamina EP Rantau Field dikatakan Hudi juga merupakan bagian program low carbon iniciative yang dicanangkan oleh SKK Migas dalam Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0, dengan salah satu implementasi dari program low carbon iniciative adalah penanaman pohon.
Sejak dicanangkan tahun 2021 yang lalu, jumlah penanaman pohon terus meningkat. Jika tahun 2021 ditanam 1,2 juta pohon maka pada tahun 2022 meningkat menjadi 1,7 juta pohon. Untuk tahun 2023 ini ditargetkan sebanyak 2 juta pohon ditanam, di mana hingga September 2023 realisasi penanaman pohon sudah mendekati angka 1,6 juta pohon atau sekitar 80 persen dari target. "SKK Migas optimis dengan masih ada waktu tiga bulan hingga Desember 2023, target penanaman 2 juta pohon dapat direalisasikan," pungkas Hudi. RH