Sorong, OG Indonesia -- Sebagai upaya menjaga ketahanan energi di timur Indonesia, khususnya Tanah Papua sebagai lokasi operasi produksi Zona 14, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina melakukan sinergi bersama pemangku kepentingan kunci. Diharapkan, melalui sinergi ini kegiatan untuk melakukan eksplorasi dan produksi di Papua akan berjalan dengan aman dan lancar.
Sinergi tersebut dilakukan melalui kunjungan kehormatan kepada Panglima Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari Mayor Jenderal TNI Gabriel Lema, di Kota Sorong, Papua Barat Daya dan Kapolda Papua Barat Inspektur Jenderal Polisi Daniel Tahi Monang Silitonga, di Kota Manokwari, Papua Barat, pada Rabu (14/6/2023).
Kegiatan ini dihadiri Direktur Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina Endro Hartanto, Kepala Perwakilan SKK Migas Pamalu Subagyo beserta tim, VP Business Support Regional 4Rudi Imran, General Manager Zona 14 Zulfikar Akbar, Manager Papua Field Muslim Nugraha, dan Manager Communication Relation & CID Regional 4 Agus Sudaryanto.
“Sebagai perusahaan yang diberi amanah oleh Negara untuk menyediakan energi khususnya di wilayah timur, mulai dari Jawa Timur, Sulawesi, dan Papua. Kita punya kegiatan besar, diantaranya pengeboran di lokasi Buah Merah di Klamono. Saat ini, kami sedang menunggu rig pengeboran dan akan ada kegiatan survei seismik yang akan dilakukan dari mulai Sorong hingga Teluk Bintuni,” jelas Endro Hartanto.
Endro menerangkan bahwa keberadaan Regional Indonesia Timur di Tanah Papua untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat di sekitar area operasi hulu migas. Melalui aktivitas hulu migas, diharapkan tercipta multiplier effect sehingga mendorong roda perekonomian.
“Sebagaimana kita ketahui, kondisi geografis di Papua sangat berat sehingga sangat menantang untuk menghitung keekonomian proyek. Investasi di timur Indonesia membutuhkan biaya besar mengingat medan berat dan lokasi jauh dari ibukota,” tambahnya.
Dalam mewujudkan kemandirian energi nasional, SKK Migas sebagai kepanjangan tangan Kementerian ESDM, menjelaskan bahwa target produksi nasional di tahun 2030 cukup menantang yaitu sebesar 1 juta barel per hari dan 12 miliar kaki kubik per hari.
“Pemerintah sendiri memberikan amanah untuk bisa menemukan suatu proyek yang bisa diandalkan untuk menjadi penopang pertumbuhan ekonomi masyarakat di Papua setelah tahun 2030,” tegas Kepala Perwakilan SKK Migas Pamalu Subagyo.
“Kami dari Kodam XVIII/Kasuari, kembali mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang terjalin baik yang sudah terbangun selama ini. Kami bisa pastikan bahwa wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya dalam keadaan aman dan nyaman untuk melakukan pekerjaan. Dalam rencana proyek hulu migas yang akan dikerjakan, kami berkomitmen untuk mengawal dan mendampingi sehingga apa yang sudah direncanakan tidak mengalami delay karena ketidakpastian aspek keamanan,” sambunb Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Gabriel Lema.
Kapolda Papua Barat Irjen Pol Daniel Silitonga menegaskan untuk tidak segan-segan melaporkan kepadanya apabila Pertamina EP mendapati kinerja anggotanya kurang baik. Ia turut mengajak Pertamina EP untuk bersama-sama memberantas buta huruf dan meningkatkan literasi masyarakat.
“Sebagaimana kita ketahui, Indeks Pembangunan Manusia di Tanah Papua tergolong rendah. Dengan adanya rencana proyek besar ke depan, semoga dapat diciptakan suatu program sosial yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia putra-putri Papua,” ujarnya. RH