Tim Laivgrow dengan tim pengembang Laivgrow.
Jakarta, OG Indonesia -- Tasya Farasya merupakan salah satu content creator yang cukup dikenal di jagat maya Indonesia sejak kemunculan konten edukasi seputar dunia kecantikan. Tasya mengemas kontennya dengan memberikan beberapa tips dan trik dalam pemakaian make up namun dibarengi dengan cerita unik di keseharian keluarganya. Ciri khas ini yang akhirnya membawa Tasya menjadi content creator populer di Indonesia dengan perkiraan jumlah penghasilan mencapai Rp114,93 Juta.
Keberhasilan Tasya Farasya menjadi salah satu bukti bahwa content creator memiliki peluang yang cukup besar dalam dunia pekerjaan. Bahkan, Hootsuite (2023) menyebutkan penghasilan content creator dapat mencapai 8 juta per satu unggahan. Tingginya penghasilan tersebut pada akhirnya mendorong banyaknya kaum muda yang menekuni dunia content creator.
Melihat tingginya peluang tersebut, Tiara Permata Dewi, Amirah Afifah, Andi Raiza dan Nabil Visi yang merupakan mahasiswa Universitas Pertamina, menginisiasi pendirian startup edutech, bernama Laivgrow.
“Laivgrow merupakan wadah pelatihan keterampilan digital, yang mana salah satu kelas populernya, Laivclass sangat digandrungi masyarakat. Berfokus pada optimalisasi media sosial dan menjadi content creator. Laivclass menggunakan konsep active learning. Metode tersebut mengarahkan peserta dapat langsung mempraktikkan pengelolaan media sosial,” pungkas Tiara.
Hingga saat ini, Laivclass sudah menyelenggarakan sejumlah kelas dengan mengundang mentor ternama yang dapat meningkatkan wawasan dan kemampuan individu dalam memaksimalkan media sosial, seperti penulisan copywriting, pengelolaan media sosial, dan pelatihan menjadi content creator.
Seperti yang diketahui bahwa media sosial menjadi yang digandrungi millennial dan gen z, media sosial tidak hanya menjadi sarana komunikasi maupun hiburan, namun juga kini mendatangkan manfaat ekonomis bagi individu hingga organisasi (Ye., dkk, 2021).
“Dari kelas tersebut, saya jadi memahami bahwa untuk menarik minat khalayak, seorang content creator harus memiliki sejumlah strategi, mulai dari mengetahui keunikan konten yang ditawarkan, memahami target audiens, mempublikasikan konten secara rutin, hingga mengevaluasi konten secara berkala,” ujar Nuril, salah satu pengguna layanan Laivclass.
Laivgrow menjadi salah satu unit bisnis mahasiswa yang tergabung dalam inkubasi bisnis Universitas Pertamina (UPER). Saat ini Tim Laivgrow tengah menyiapkan sebuah produk lainnya yang ditawarkan untuk dapat mendukung program pembelajaran khususnya untuk content creator.
“Inkubasi bisnis ini sangat bagus para mahasiswa dalam mengasah kemampuan berwirausaha. UPER menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide bisnisnya. Selain itu unit bisnis mahasiswa yang tergabung dalam inkubasi ini juga akan mendapatkan banyak fasilitas penunjang pengembangan seperti mendapatkan mentor bisnis, bantuan pendanaan dan pendampingan usaha,” jelas Budi W. Soetjipto, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. RH