Jakarta, OG Indonesia -- Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk. (Perseroan), merilis Laporan Keuangan Konsolidasi untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2023 (3M 2023). Perseroan mencetak Laba Bersih yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 58,9 juta di 3M 2023, menurun sebesar 21,5% dari US$ 75,0 juta pada periode 3M 2022. Sedangkan Laba Inti di 3M 2023 tercatat sebesar US$ 82,7 juta atau turun sebesar 12,9% dari US$ 95,1 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meningkatnya harga jual batu bara dan perbaikan kinerja anak-anak perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja Indika Energy secara keseluruhan. Namun demikian, pemberlakukan tarif royalti batu bara yang baru untuk pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) berdampak terhadap penurunan profitabilitas.
Perseroan terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor non-batu bara dan fokus pada keberlanjutan untuk mewujudkan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) Perseroan menuju netral karbon pada tahun 2050.
Sepanjang 3M 2023, Indika Energy membukukan Pendapatan US$ 906,8 juta, atau meningkat 9,2% dari US$ US$ 830,8 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan Pendapatan terutama didorong oleh kenaikan harga jual batu bara PT Kideco Jaya Agung (Kideco) sebesar 23,4% menjadi US$ 87,3 per ton.
Pada 3M 2023, Pendapatan Kideco meningkat sebesar 16,8% menjadi US$ 659,3 juta. Kideco juga mencatat volume penjualan batu bara sebesar 7,5 juta ton. Dari volume tersebut, Kideco memasarkan 27% di antaranya untuk pasar domestik atau melebihi Domestic Market Obligation (DMO) batu bara yaitu sebesar 25%.
Sementara itu volume penjualan batu bara untuk pasar ekspor mencapai 73% dengan negara tujuan China, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Produksi batu bara Kideco ditargetkan akan mencapai 31 juta ton hingga akhir 2023.
PT Indika Indonesia Resources (IIR) mencatatkan penurunan Pendapatan sebesar 6,0% menjadi US$ 164,2 juta pada 3M 2023 dari sebelumnya US$ 174,6 juta pada 3M 2022, dikarenakan penurunan kontribusi dari pendapatan perdagangan batubara sebesar 38,8%, meski anak usaha lainnya dari IIR yaitu PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) mencatat kenaikan Pendapatan sebesar 57,9% menjadi US$ 93,7 juta pada 3M 2023.
Perusahaan lainnya seperti perusahaan logistik terintegrasi PT Interport Mandiri Utama (Interport) mencatat kenaikan Pendapatan sebesar 150,4% menjadi US$ 21,0 juta dari sebelumnya US$ 8,4 juta pada 3M 2022.
Sedangkan PT Tripatra Engineers & Constructors dan PT Tripatra Engineering (Tripatra) mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 10,4% menjadi US$ 66,5 juta pada 3M 2023 dari sebelumnya US$ 74,2 juta pada 3M 2022, yang terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan proyek BP Tangguh yang hampir selesai, sebesar 19,6% menjadi US$ 54,3 juta pada 3M 2023.
Sebagai hasilnya, secara konsolidasi Indika Energy mencatat Laba Kotor 3M 2023 sebesar US$ 199,1 juta, atau turun 23,7% dari periode sebelumnya. Marjin Laba Kotor Perseroan juga turun menjadi 22,0% pada 3M 2023 dari sebelumnya 31,4% di 3M 2022 karena pemberlakukan tarif royalti batu bara yang baru untuk pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Sementara itu, Beban Penjualan, Umum dan Administrasi Perseroan meningkat sebesar 22,8% menjadi US$ 49,2 juta pada 3M 2023 dibandingkan dengan US$ 40,1 juta pada 3M 2022 yang disebabkan oleh kenaikan biaya pemasaran di Kideco dan biaya DMO batu bara di MUTU.
Perseroan membukukan Laba Bersih Periode Berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 58,9 juta di 3M 2023, menurun dari US$ 75 juta pada periode 3M 2022. Perseroan mencatatkan Laba Inti sebesar US$ 82,7 juta pada 3M 2023, atau turun sebesar 12,9% dibandingkan US$ 95,1 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perseroan mengucurkan US$ 32,8 juta untuk investasi baru di 3M23 yang mayoritas dialokasikan untuk PT Indika Multi Properti (Indika Nature) sebesar US$ 13,0 juta dimana US$ 11,5 juta diantaranya digunakan untuk akuisisi 46% saham PT Natura Aromatik Nusantara (produsen minyak atsiri), PT Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$ 6,0 juta, proyek Awakmas sebesar US$ 5,0 juta dan Interport sebesar US$ 4,6 juta.
Realisasi belanja modal adalah US$ 22,4 juta, di mana Perseroan mengalokasikan US$ 3,8 juta untuk bisnis batu bara yaitu Kideco sebesar US$ 1,7 juta, IIR sebesar US$ 1,6 juta, PT Indika Digital Teknologi sebesar US$ 0,3 juta dan Interport sebesar US$ 0,2 juta. Pada bisnis non-batu bara, belanja modal terutama dialokasikan untuk IMG sebesar US$ 1,9 juta, Indika Nature sebesar US$ 2,4 juta, dan PT Indika Mineral Investindo (terutama untuk proyek Awakmas) sebesar US$ 14,2 juta.
Perseroan juga telah memperoleh fasilitas kredit sebesar US$ 250 juta, dengan tenor 5 tahun untuk mendanai pengembangan dan konstruksi proyek Awakmas dari Bank Mandiri, Bank BNI, Bank UOB Indonesia, Bank DBS Indonesia dan Bank KB Bukopin.
Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy, menuturkan bahwa sepanjang 3M 2023 Perseroan secara konsisten menjaga produktivitas, mengoptimalkan kegiatan operasional, dan mendukung ketahanan energi nasional.
“Indika Energy semakin memperkuat diversifikasi di sektor non-batu bara, termasuk dalam bidang energi baru dan terbarukan, kendaraan listrik, dan nature-based solutions. Kami mendukung upaya Pemerintah untuk melakukan transisi energi nasional. Hal ini juga selaras dengan tujuan eksistensi kami untuk memberikan energi demi masa depan Indonesia yang berkelanjutan,” tutur Azis. RH