Dengan menerjunkan ahli Penyelidik Bumi dari Pusat Survei Geologi (PSG) dan Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) tim menemukan sejumlah fakta yang harus ditindaklanjuti untuk mencegah hal serupa terjadi.
Menurut Iwan Sukma Penyelidik Bumi dari PSG, fenomena ini merupakan fenomena geologi yang sudah umum terjadi. Karena di wilayah Jawa Barat bagian utara merupakan wilayah produksi minyak yang cukup besar.
Fenomena yang terjadi ini dugaan sementara penyebabnya adalah bukan dari pipa pertamina melainkan karena adanya kebocoran atau rembesan gas yang keluar dari permukaan di daerah ini.
“Penyebab terjadinya kebocoran gas ini sendiri belum bisa dipastikan karena harus diteliti lebih lanjut apakah karena tekanan yang menutupi gas tersebut berkurang atau penyebab lainnya. Untuk itu akan diambil sampel gas guna diteliti lebih lanjut,” urai Iwan.
Sementara itu dari sisi air tanah dan geologi lingkungan, Wahyudin Fungsional Penyelidik Bumi PATGTL mengungkapkan bahwa geologi tata lingkungan melihat dari sisi pengaturan pengambilan air tanah melalui sumur bor. Informasi awalnya adalah ini kedalaman sumur bor 100 meter yang sudah berizin tahun 2020.
“Air tanah di wilayah Jabar bagian utara banyak dijumpai industri yang memakai air tanah. Ke depan jadi masukan untuk Badan Geologi melokalisir wilayah yang kemungkinan ada semburan gas untuk memberi perizinan air tanah ke depannya. Sehingga lebih selektif dalam memberi izin untuk penggunaan air tanah,” tegas Wahyudin. R3
Semburan Api di Rest Area Cipali, Ini Penjelasan Badan Geologi
Reviewed by Ridwan Harahap
on
Kamis, April 27, 2023
Rating: