Jakarta, OG Indonesia -- Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika memperkirakan kenaikan kebutuhan pekerjaan bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) mencapai 31,4 persen pada 2030. Situs pencari kerja Glassdoor menyebut saat ini, pendapatan seorang ahli kecerdasan buatan di Amerika bisa mencapai 150.000 dolar AS per tahun atau setara 2,2 miliar rupiah (kurs Rp. 14.738).
Di Indonesia sendiri, ketersediaan tenaga ahli bidang kecerdasan buatan masih minim. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Prof Nizam, menyebutkan dalam lima tahun ke depan Indonesia butuh setidaknya 250 ribu talenta di bidang kecerdasan buatan. (Dilansir dari website resmi Kemendikbud Ristek, 2020).
Memanfaatkan peluang itu, Schlumberger Indonesia bekerja sama dengan Universitas Pertamina (UPER) menyelenggarakan pelatihan ‘AI Academy’. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan dan pengayaan skill bagi mahasiswa dan alumni UPER serta profesional industri energi, dalam pemanfaatan teknologi digital khususnya AI untuk optimalisasi industri energi.
"Pelatihan ini merupakan kolaborasi pertama yang dilakukan Schlumberger Indonesia dengan pendidikan tinggi di Indonesia. Kami memilih UPER karena kerja sama yang sudah terbangun baik sejak 2019," ujar Managing Director Schlumberger Indonesia, Devan Keith K Jeya Raj, Selasa (16/8/2022). Program serupa juga dikerjasamakan dengan Institut Teknologi Bandung.
“Selain itu, prestasi mahasiswa UPER di berbagai ajang kejuaraan juga sudah tidak diragukan. Tahun lalu, tim UPER memenangkan kompetisi DELFI Data Science Hackathon 2021 yang diselenggarakan oleh Schlumberger. Tahun ini, tim UPER bahkan melaju ke kompetisi internasional Petrobowl mewakili regional Asia Pasifik,” jelasnya.
Disampaikan AI Academy Project Manager Schlumberger Indonesia, Ngurah Beni Setiawan, pelatihan yang sudah dimulai sejak 8 Agustus 2022 ini, akan berlangsung hingga 23 September 2022 mendatang.
“Peserta dibagi ke dalam dua kelas berbeda. Pertama, Digital Fundamental Class yang akan membahas AI Programming, Data Science, dan Cloud System milik Schlumberger yakni DELFI. Kedua, Digital Master Class yang akan membahas lebih dalam tentang reservoir, production, hingga geological interpretation dan AI seismic interpretation,” tutur Beni.
Dengan dukungan dari 13 instruktur global yang berasal dari profesional di industri energi termasuk dosen UPER, para peserta AI Academy akan menyusun proyek akhir untuk kemudian dikompetisikan. Tiga peserta terbaik, akan mendapat kesempatan magang di Schlumberger.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. IGN Wiratmaja Puja, mengatakan, sebanyak 30 peserta terpilih yang terdiri dari 20 mahasiswa, delapan alumni, dan dua profesional industri energi, akan berpartisipasi dalam pelatihan ini. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada PT Pertamina Hulu Indonesia dan Indonesian Petroleum Association (IPA) atas dukungan yang diberikan untuk menyuksesan kegiatan ini,” ujarnya.
Dikatakan Prof Wirat, dalam rangka mengakselerasi digitalisasi di sektor energi, Universitas Pertamina melalui pusat studi (Center of Excellence/COE), telah menelurkan berbagai inovasi. Center for Geoscience Artificial and Advanced Computing (GAIA) misalnya, telah menghasilkan beragam inovasi yang terbukti bermanfaat bagi industri energi.
“Yang pertama adalah CLIRTON, yakni perangkat lunak pengolahan data seismik berbasis web dan cloud. Inovasi lainnya adalah PERTRARAY, yakni aplikasi untuk penargetan sumur bor yang dapat membantu pengguna memperoleh gambaran riil kondisi di bawah permukaan tanah. Kedua inovasi digitalisasi ini sangat membantu efisiensi dan optimalisasi proses bisnis energi,” tutupnya. RH