Foto: Hrp
Jakarta, OG Indonesia -- Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk. (Perseroan) merilis Laporan Keuangan Konsolidasi untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2022 (6M 2022). Perseroan mencetak Laba Bersih sebesar US$ 200,7 juta, meningkat signifikan sebesar 1.571,2% dibandingkan US$ 12,0 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba Inti tercatat di 6M 2022 sebesar US$ 240,8 juta yang meningkat 331,7% dari US$ 55,8 juta pada periode 6M 2021.
Didorong oleh kinerja keuangan yang positif pada 6M 2022, Perseroan juga mengumumkan pembagian dividen interim sebesar US$ 40 juta untuk tahun buku 2022 atau Rp 114,46/saham berdasarkan kurs BI (US$/IDR 14.888 pada 3 Agustus 2022). Pembayaran rencananya akan dilakukan pada 30 Agustus 2022.
Peningkatan kinerja anak-anak perusahaan, serta peningkatan harga batu bara mendongkrak kinerja Indika Energy secara sangat signifikan. Lebih lanjut, Perseroan juga terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor non-batu bara dan fokus pada keberlanjutan untuk mewujudkan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) Perseroan menuju netral karbon pada tahun 2050.
Sepanjang 6M 2022, Indika Energy membukukan Pendapatan US$ 1.939,0 juta, atau meningkat 66,5% dari US$ 1.164,7 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan terutama berasal dari PT Kideco Jaya Agung (Kideco) yang didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata batu bara sebesar 86,7% menjadi US$ 89,2 per ton pada 6M 2022. Kideco juga mencatat volume penjualan batu bara sebesar 17,0 juta ton pada 6M 2022.
Dari volume tersebut, Kideco memasarkan 4,9 juta ton atau 29% di antaranya untuk pasar domestik, melebihi Domestic Market Obligation (DMO) batu bara sebesar 25%. Sementara itu volume penjualan batu bara untuk pasar ekspor mencapai 12,1 juta ton dengan negara tujuan China, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Peningkatan pendapatan juga dikontribusikan oleh PT Indika Indonesia Resources yang mencatat kenaikan pendapatan sebesar 138,1% menjadi US$ 377,3 juta di 6M 2022 dari periode yang sama sebelumnya sebesar US$ 158,5 juta, didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata batu bara di PT Multi Tambang Jaya Utama (MUTU) dan perdagangan batu bara. Pendapatan MUTU naik 73,4% menjadi US$ 122,9 juta di 6M 2022, dikarenakan kenaikan harga jual rata-rata batu bara sebesar 136,6% menjadi US$ 194,6 per ton, meskipun volume penjualan turun 26,7% menjadi 0,6 juta ton sebagai dampak dari larangan ekspor batu bara di Januari 2022 serta tantangan di pengangkutan.
Perusahaan lainnya seperti perusahaan logistik terintegrasi PT Interport Mandiri Utama (Interport) dan PT Tripatra juga berkontribusi positif terhadap meningkatnya pendapatan Perseroan. Pendapatan Interport meningkat 15,6% menjadi US$ 16,8 juta di 6M22, dimana US$ 13,0 juta di antaranya berasal dari terminal penyimpanan bahan bakar PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE). Pendapatan Tripatra juga meningkat sebesar 39,3% menjadi US$ 134,1 juta pada 6M22, yang terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan proyek BP Tangguh dan proyek baru seperti Star Energy Geothermal Salak dan Cabott.
Sebagai hasilnya, secara konsolidasi Indika Energy mencatat Laba Kotor 6M 2022 sebesar US$ 668,9 juta, atau meningkat 158,3% dibandingkan US$ 258,9 juta di 6M 2021. Marjin Laba Kotor Perseroan juga naik menjadi 34,5% di 6M 2022 dari sebelumnya 22,2% di 6M 2021, yang terutama disebabkan oleh peningkatan harga batu bara.
Beban Penjualan, Umum dan Administrasi meningkat sebesar 63,0% menjadi US$ 92,6 juta pada 6M 2022 dibandingkan US$ 56,8 juta pada 6M 2021. Laba Operasi melonjak 185,1% menjadi US$ 576,2 juta di 6M 2022 dari US$ 202,1 juta yang dilaporkan di 6M 2021, dan marjin operasi meningkat menjadi 29,7% dari 17,4% di 6M 2021.
Perseroan membukukan Laba Bersih Periode Berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar US$ 200,7 juta di 6M 2022, melonjak signifikan sebesar 1.571,2% dari US$ 12,0 juta pada periode 6M 2021. Perseroan mencatatkan Laba Inti* sebesar US$ 240,8 juta pada 6M 2022, juga meningkat signifikan sebesar 331,7% dibandingkan US$ 55,8 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada 6M 2022, posisi kas, setara kas dan aset keuangan lain Perseroan mencapai US$ 1.072,5 juta. Realisasi biaya modal (capital expenditure) pada 6M 2022 adalah sebesar US$ 19,3 juta, termasuk untuk Kideco sebesar US$ 3,7 juta, Interport sebesar US$ 1,3 juta, Indika Indonesia Resources sebesar US$ 1,4 juta, dan proyek Awakmas sebesar US$ 7,2 juta terkait dengan kegiatan eksplorasi pertambangan emas. Selain biaya modal, Perseroan mengucurkan US$ 53,2 juta untuk investasi baru di 6M 2022, yang sebagian besar dialokasikan untuk Awakmas US$ 34,0 juta, PT Indika Multi Properti (IMP) US$ 8,5 juta, PT Ilectra Motor Group (IMG) US$ 4,6 juta, dan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) US$ 5,1 juta.
Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy, mengatakan bahwa sepanjang 6M 2022 Perseroan berhasil mencatatkan kinerja yang positif dan melampaui target yang ditetapkan. Perseroan juga telah menyelesaikan tender offer atas Surat Utang 2024 dan 2025, sebagai bagian dari strategi manajemen liabilitas.
“Sebagai apresiasi kepada para shareholders yang telah mendukung pencapaian kinerja yang positif ini, Perseroan akan melakukan pembagian dividen interim sebesar US$ 40 juta di tahun ini,” tutur Azis dalam keterangannya, Jumat (4/8/2022).
Perseroan secara konsisten menjaga produktivitas, mengoptimalkan kegiatan operasional, dan mendukung ketahanan energi nasional. “Indika Energy semakin meningkatkan performa ESG dan memperkuat diversifikasi di sektor non-batu bara, termasuk dalam bidang energi baru dan terbarukan, kendaraan listrik, dan nature-based solutions. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk melakukan transisi energi nasional, dan selaras dengan tujuan eksistensi kami untuk memberikan energi demi masa depan Indonesia yang berkelanjutan,” tutur Azis.
Pada 28 Juli 2022, Perseroan telah menyelesaikan transaksi penjualan keseluruhan 704.014.200 saham yang mewakili 69,8% kepemilikan saham perusahaan di PT Petrosea Tbk. (Petrosea) kepada PT Caraka Reksa Optima (Caraka). Berdasarkan PSAK 58, laba dan rugi Petrosea tidak lagi dicantumkan dalam laporan keuangan Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2022. Seluruh aset dan liabilitas Petrosea diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan disajikan secara terpisah dari aset dan liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasi pada tanggal 30 Juni 2022.
“Penjualan saham Indika Energy di Petrosea merupakan langkah nyata perusahaan untuk mengurangi eksposur di bisnis batu bara, sejalan dengan komitmen Indika Energy untuk mencapai 50% pendapatan dari sektor non-batu bara pada tahun 2025 dan netral karbon pada tahun 2050,” tegas Azis.