Jakarta, OG Indonesia -- Energi fosil ditengarai sebagai salah satu penyumbang emisi CO2 di muka bumi. Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Koservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana, semakin besar penggunaan energi berbasis fosil maka emisi yang dilepas ke udara pun kian banyak.
"Jadi semakin banyak kita menggunakan (energi) fosil, semakin banyak emisi CO2 yang dikeluarkan," ucap Dadan saat memberikan sambutan kunci pada kegiatan pelatihan media bertajuk "Transisi Energi-Potensi, Bisnis Proses Dan Outlook" yang diselenggarakan secara daring oleh Aspermigas dan Pamerindo, Sabtu (23/7/2022).
Lalu, sebenarnya seberapa besar emisi CO2 yang dihasilkan dari pemanfaatan energi berbasis fosil? Dadan Kusdiana mengungkapkan bahwa di Indonesia dari setiap 1 kWh listrik yang dibangkitkan dapat menghasilkan 1 kg emisi CO2. "Jadi jika ibu dan bapak di rumah menggunakan listrik 1 kWh itu sama dengan merilis kira-kira 1 kg CO2 pada saat pembangkitannya," terangnya.
Dadan pun memberikan contoh lainnya yaitu kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM). "Itu kalau 1 liter kita menggunakan BBM, bensin atau solar, itu kira-kira mengeluarkan emisinya 2,6 sampai 2,9 kilo," jelas Dadan.
Karena itu, Dirjen EBTKE mengingatkan bahwa emisi yang dihasilkan dari energi fosil akan memberikan dampak negatif kepada atmosfer di bumi. "Supaya ini tidak terjadi, supaya ini bisa dikurangi, kita dorong pemanfaatan energi terbarukan. Kita tingkatkan pemanfaatan energi bersih yang berkelanjutan," tegas Dadan. RH