Ilustrasi tumpahan minyak di laut.
Jakarta, OG Indonesia -- Kebocoran minyak dari ladang minyak Montara di Australia kembali terjadi dan dikhawatirkan tumpahan minyaknya akan mengalir sampai ke perairan Laut Timor di Nusa Tenggara Timur. Hal tersebut diungkapkan oleh Ferdi Tanoni, Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB).
"Masalah pencemaran Montara kembali terjadi lagi, walaupun tidak sebesar yang terjadi pada tahun 2009 lalu," ucap Ferdi kepada OG Indonesia, Rabu (22/6/2022).
Seperti diketahui, warga Timor Barat selama ini dalam posisi mencari keadilan atas pencemaran minyak di perairan Laut Timor dari ladang minyak Montara yang saat itu dikelola oleh perusahaan migas Thailand, PTTEP. Bencana bersejarah ledakan sumur pada tahun 2009 kala itu menumpahkan ribuan barel minyak mentah dari Montara ke Laut Timor.
"Benar kami telah dimenangkan oleh Pengadilan Australia dalam class action, akan tetapi perusahaan korporasi pencemar Laut Timor ini, PTTEP, nyatakan banding. Bagi kami tidak masalah soal banding ini karena bagaimanapun PTTEP akan tetap kalah," beber Ferdi.
Belum selesai masalah dengan PTTEP, Ferdi mengatakan bahwa saat ini ada masalah baru dengan kembali terjadinya pencemaran minyak dari Montara.
Mengutip siaran pers dari perusahaan pengelola Montara yang baru yaitu Jadestone Energy asal Singapura dan berita-berita di media Australia, Ferdi menegaskan bahwa telah terjadi tumpahan minyak di lepas pantai Australia Barat di ladang minyak Montara yang dioperasikan oleh Jadestone Energy selama operasi pembongkaran.
"Volume minyak yang dilepaskan diperkirakan 3.000 hingga 5.000 liter, yang terpantau dan telah sepenuhnya menyebar pada pagi hari 19 Juni 2022," demikian keterangan resmi Jadestone, Senin (20/6/2022).
Minyak tersebut berasal dari fasilitas Montara Venture Floating Production Storage and Offloading (FPSO) Jadestone Energy yang tumpah ke Laut. Lokasi tumpahan minyak tersebut diperkirakan berjarak sekitar 690 km barat laut Darwin, Australia, tak jauh dari Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. RH