Surabaya, OG Indonesia -- Industri hulu migas terus memberikan kontribusinya dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat di daerah. Hal ini tak lepas dari besarnya pendapatan pemerintah daerah dan industri-industri penyokong yang beroperasi di daerah tersebut.
Tak heran, industri hulu migas hingga kini masih menjadi lokomotif utama dalam menggerakkan perekonomian melalui kontribusinya yang tidak hanya berupa penerimaan daerah bagi daerah-daerah yang menjadi penghasil migas, tetapi juga terlindunginya perusahaan daerah, karena adanya kewajiban bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk memilih perusahaan daerah di mana suatu proyek berada untuk pengadaan barang/jasa senilai US$1 juta.
Imbasnya, industri hulu migas terbukti telah berhasil menciptakan multiplier effect (efek berganda) yang cukup signifikan dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat daerah dengan hadirnya bisnis penyedia barang dan jasa lokal, kesempatan lapangan usaha, kesempatan kerja penyerapan tenaga kerja lokal, dan adanya tanggung jawab sosial yang diemban setiap KKKS pada wilayah kerjanya.
Karena itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memfasilitasi pertemuan para pemangku kepentingan industri hulu migas area perwakilan operasi wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara (Jabanusa) di acara Pra kegiatan Forum Kapasitas Nasional wilayah Jabanusa, di Surabaya, pada 17-19 Mei 2022. Kegiatan ini menjadi forum diskusi, sosialisasi, sekaligus pameran pihak pabrikan, vendor dan UMKM yang bergerak di industri penunjang hulu migas.
Pra kegiatan Forum Kapasitas Nasional 2022 wilayah Jabanusa ini merupakan bagian dari rangkaian acara penunjang menuju Forum Kapasitas Nasional 2022, yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 27-28 Juli 2022. Sebelum mencapai acara puncak, SKK Migas akan melakukan visit ke lima wilayah perwakilan guna mendapatkan masukan-masukan dari daerah perwakilan sekaligus memetakan peningkatan TKDN secara maksimal guna menyongsong target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas (BSCFD) di tahun 2030.
“SKK Migas terus mendorong peran industri nasional maupun lokal di seluruh pelaksanaan aktivitas industri hulu migas. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan terjadi kerja sama bisnis di antara pelaku usaha penunjang industri hulu migas, yang kemudian menciptakan dampak berganda bagi perekonomian nasional,” ujar Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Rudi Satwiko, di Surabaya, Selasa (17/5/2022).
Rudi Satwiko menambahkan, kerja sama bisnis di antara pelaku usaha industri hulu migas lokal dan nasional turut memperkuat kapasitas nasional, untuk mengejar target produksi 2030, sesuai roadmap SKK Migas menuju produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD di tahun 2030. Hal ini sejalan dengan program pembinaan lingkungan, yang merupakan bagian dari program G-20.
SKK Migas sendiri sejak 2015 terus mendorong peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di industri hulu migas untuk memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Upaya yang dilakukan SKK Migas tersebut membuahkan hasil sehingga terjadi peningkatan angka TKDN dari 50 persen di 2015 menjadi 58 persen pada pembelanjaan barang/jasa hulu migas per September 2021. Capaian tersebut di atas target ditetapkan pemerintah sekitar 50 persen pada 2024 dan melebihi target 2021 yang ditetapkan SKK sendiri sebesar 57 persen.
Sementara itu, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi, menegaskan kembali peranan industri hulu migas yang masih menjadi kontributor utama bagi perekonomian nasional dan daerah. Keberadaan industri tersebut, katanya, memberikan kontribusi positif bagi pendapatan sejumlah pemerintah daerah melalui dana bagi hasil migas, yang secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
“SKK Migas bersama dengan KKKS mendorong peningkatan peran industri nasional maupun lokal di seluruh pelaksanaan aktivitas industri hulu migas demi pencapaian target TKDN 2022 dan mengejar visi 2030,” ujar Erwin.
Salah satu usaha yang dilakukan SKK Migas, kata Erwin, adalah dengan mempertemukan kedua belah pihak (business matchmaking) untuk memanfaatkan peluang pengadaan barang dan jasa hulu migas.
“SKK Migas akan terus berupaya melaksanakan program kerja yang berkesinambungan dan berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan penggunaan barang/jasa dalam negeri di kegiatan hulu migas sesuai dengan amanah pemerintah,” tambahnya.
Selaras dengan hal itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), berharap Forum Kapasitas Nasional menjadi wadah yang akan mempertemukan para pemangku kepentingan, khususnya dunia usaha, pihak pabrikan, vendor, serta UMKM-UMKM binaan dalam lingkup industri penunjang hulu migas di wilayah Jabanusa.
“Banyak industri hulu migas yang beroperasi di wilayah Jabanusa. Diharapkan akan semakin banyak efek ganda yang dirasakan industri-industri penunjang dan masyarakat di sekitar wilayah operasi,” kata Nurwahidi.
SKK Migas, katanya, terus melakukan pemetaan potensi-potensi di daerah agar perusahaan lokal dapat turut andil dalam industri hulu migas dan memberikan efek berganda yang lebih luas.
Program Pembinaan
SKK Migas dan KKKS bahu-membahu meningkatkan efek berganda pada wilayah operasi hulu migas melalui kewajiban KKKS untuk melakukan pembinaan melalui Vendor Development Program. Hal ini merupakan upaya memberdayakan perusahaan dalam negeri untuk berkembang dan dapat digunakan oleh KKKS.
Mitra binaan KKKS Medco E&P Indonesia, PT Indal Steel Pipe, berhasil membukukan nilai proyek yang meningkat kurang lebih dua kali lipat berkat pembinaan yang dilakukan SKK Migas dan KKKS. Pembinaan yang dilakukan KKKS membuat korporasi berhasilkan meningkatkan kualitas dan performa dalam memenuhi kualifikasi tender proyek yang dilakukan KKKS.
PT Indal Steel Pipe adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing pipa baja untuk penyaluran air, minyak dan gas, dan juga untuk pipa struktur. Selain itu PT Indal Steel Pipe juga bergerak di aplikasi coating.
Berdiri sejak 13 Oktober 1989, Indal Steel merupakan bagian dari Maspion Group. PT Indal Steel Pipe aktif dalam ikut serta dalam program pembinaan KKKS, baik secara formal dan non-formal. Pembinaan dari sisi formal baru mereka rasakan dari akhir 2019 di bawah pendampingan Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Petronas, dan Medco.
Selain itu terdapat CV Bojonegoro Langeng Control (BLC), yang bergerak di bidang pengadaan dan sewa peralatan mesin. Perusahaan yang berdiri pada 2016 di Bojonegoro, Jawa Timur tersebut masih berstatus sebagai perusahaan kecil dengan rata-rata omzet per tahun di kisaran angka Rp6 miliar.
Saat awal beroperasi, CV BLC mengandalkan barang impor untuk dipasok ke pelanggan yang merupakan perusahaan operator hulu migas. Namun secara perlahan, CV BLC mulai mengalihkan sumber barangnya dari produsen luar negeri ke produsen di Tanah Air. Kini CV BLC tidak hanya memasok barang ke ExxonMobil, tapi juga ke beberapa KKKS lain seperti Petronas, Medco, dan juga Pertamina.
Keberhasilan serupa juga dirasakan PT Teknologi Rekayasa Katup (TRK) yang sukses menjadi produsen katup/valve untuk memenuhi kebutuhan industri migas dalam negeri. Pabrikan ini punya kapabilitas, fasilitas dan kapasitas memproduksi ball valve kualitas terbaik, yang dibutuhkan end user, dalam hal ini KKKS.
Tak main-main, pelanggannya antara lain adalah PT Pertamina Hulu Mahakam, bp, Medco, Mubadala, Pertagas, dan beberapa perusahaan besar lainnya. Semua proses pabrikasi, mulai dari disain, permesinan, perakitan, uji coba sampai pengiriman produk ke pemakai dilakukan di dalam negeri. Bahkan TRK dapat memproduksi ball valve yang customize, sesuai kebutuhan pelanggan.
Selain itu juga terdapat mitra binaan PT Laban Raya Samodra yang bergerak di bidang general trading bahan kimia industri, baik untuk kebutuhan ekspor dan impor. Perusahaan yang telah berdiri sejak 1988 itu memiliki jaringan distribusi yang dapat diandalkan. RH