Jakarta, OG Indonesia -- Melalui program Wasteco, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, bisa memanfaatkan gas methane hasil olahan sampah menjadi sumber energi yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitar daerah operasi PHM.
Diterangkan Frans Alexander A. Hukom, Head of Communication Relations & CID PHM, Wasteco merupakan program pemberdayaan masyarakat yang mengelola sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Inovasi gas methane dari sampah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kebutuhan memasak rumah tangga.
"Kami memanfaatkan sampah jadi gas methane sehingga gas tersebut bisa dinikmati masyarakat sekitar. Di situ terdapat ketergantungan masyarakat di sekitar wilayah Manggar ini penggunaan tabung gas LPG 3 kilogram penggunaannya satu keluarga bisa sekitar 3 tabung bahkan untuk UMKM bisa 10 sampai 20 tabung per bulan," kata Frans dalam Webinar Inovasi Subholding Upstream Pertamina Grup di Jakarta, Selasa (26/4/2022).
Frans memaparkan, sampah yang dimanfaatkan adalah sampah dari kota Balikpapan yang terkumpul di TPA Manggar. Jumlahnya sekitar 132 ribu ton per tahun atau 350-400 ton per hari. Diungkapkan olehnya, dari tumpukan sampah tersebut dapat berpotensi menghasilkan gas methane sebesar 2,2 juta M3 per tahun. Kondisi dan potensi inilah yang dimanfaatkan PHM dengan menggandeng pihak TPA Manggar untuk memanfaatkan gas methane yang dihasilkan dari sampah TPA tersebut.
Untuk menyalurkan gas methane kepada masyarakat, PHM membangun pipa distribusi sepanjang 6.640 meter. Lewat pipa tersebut mengalir gas methane sekitar 462.680 M3 per tahun yang dapat digunakan oleh 200 keluarga. Rencananya, pada tahun ini PHM akan memperluas pemanfaatan gas methane dengan membangun 100 jalur distribusi lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Senior Manager External Communication & Stakeholders Relation Subholding Upstream Pertamina Hermansyah Y. Nasroen mengatakan lewat program Wasteco ini dapat mengolah sampah menjadi energi bersih dan tepat guna serta bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat sekitar.
“Sampah biasanya kotor, jorok dan bau, kini dikembangkan menjadi energi yang bernilai ekonomi tinggi. Inilah adalah satu inovasi sosial Pertamina khususnya PHM di daerah Balikpapan, Kaltim,” ujarnya.
Ditambahkan olehnya, gas methane yang dihasilkan juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber listrik, seperti untuk penerangan jalam umum, rumah tangga dan lainnya. “Nilai penghematan dari lampu penerangan jalan mencapai Rp15 juta per bulan,” ucapnya.
Lewat sumber energi baru ini, Hermansyah menambahkan, PHM bersama Pemda serta masyarakat juga tengah mengembangkan pemanfaatannya untuk kegiatan usaha masyarakat.
“Banyak jenis usaha UMKM yang bisa dikembangkan, baik di Balikpapan dan dearah lain di Indonesia. Bahkan pedagang kecil dan asongan bisa tumbuh positif karena mereka memperoleh energi yang baik dan murah. Bukan hanya itu, teknologi pengolahan sampah menjadi energi sangat dan layak dikembangkan di daerah lain di Indonesia,” pungkasnya. RH