Jubaedah atau akrab disapa Mak Edah.
Foto: Hrp
Karawang, OG Indonesia -- Waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi saat Jubaedah akrab disapa Mak Edah tiba di rumah produksi. Perempuan berusia 46 tahun itu tampak gesit menyiapkan tepung tapioka, kencur, bawang merah, bawang putih dan bahan-bahan lain untuk membuat kerupuk kencur yang lebih dikenal dengan istilah kerupuk miskin.
Dibantu ibu-ibu lansia, Mak Edah mulai membuat adonan tepung, mencampurnya dengan bumbu dan menggoreng kerupuk tanpa minyak dengan mesin frying tube. Di tengah deru suara mesin penggorengan dan teriknya matahari Karawang, para lansia terus bekerja sambil sesekali mengobrol dan tertawa.
Pukul satu siang, aktivitas dilanjutkan dengan membuat jamu kunyit asam, jahe dan sereh. Jamu-jamu ini dibuat dalam bentuk bubuk dan kemasan botol siap minum. Jamu dan kerupuk yang sudah dikemas dan diberi label kemudian diangkut untuk dipasarkan ke kios dan toko yang terletak di Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Desa Tanjung awalnya berstatus desa rawan pangan pada tahun 2017 hingga 2019. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian setempat, kala itu terdapat 1.297 warga miskin dengan 304 warga usia produktif yang tidak bekerja. Kondisi ini diperparah dengan jauhnya akses kesehatan dan fasilitas kesehatan yang tidak memadai. Tak hanya itu, sarana pendidikan anak usia dini juga sangat terbatas.
Melihat kondisi ini, Mak Edah tergerak untuk berbuat sesuatu guna merubah kondisi desanya. Mak Edah memiliki cita-cita mensejahterakan perempuan khususnya para janda dan lansia. Maka dibentuklah Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga beranggotakan 13 orang ibu-ibu lansia dan janda. Berbekal kemampuan mengolah jamu dan pelatihan - pelatihan yang didapat dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Karawang, Mak Edah menjalankan usaha KWT Kenanga melalui penjualan produk Kerupuk Kencur dan Jamu Sehat yang mampu memberikan pendapatan kepada para janda dan lansia, anggota KWT Kenanga.
Kepedulian Mak Edah terhadap pengembangan masyarakat mendorong PT Pertamina Gas Operation West Java Area (Pertagas OWJA) untuk berkontribusi melalui program CSR Kawat Cinta dengan mengandeng KWT Kenanga sebagai mitra binaan CSR. Dengan semangat yang sama yaitu mensejahterakan masyarakat kecil, Pertagas OWJA bersama KWT Kenanga sejak 2019 terus melakukan inovasi dalam pengembangan program maupun usaha kelompok melalui kerjasama dengan sejumlah instansi Pemerintah.
Melalui pendampingan Pertagas OWJA serta tekat yang kuat untuk terus belajar, Mak Edah berhasil mensejahterakan para ibu dengan pendapatan yang terus meningkat setiap tahun.
Selain masalah ekonomi, Mak Edah juga memiliki keprihatinan akan masalah pendidikan. Walau hanya berstatus lulusan Sekolah Dasar, Mak Edah ingin anak-anak mendapatkan pendidikan yang layak. Berkat kegigihannya, Mak Edah berhasil mendirikan sekolah PAUD gratis bernama PAUD Anugerah untuk 43 anak Desa Tanjung. Tak hanya itu, penghasilan yang didapat dari penjualan produk-produk KWT Kenanga disisihkan sebagian untuk menyediakan makanan sehat tambahan bagi peserta didik sebagai penyemangat anak-anak untuk bersekolah.
Atas perjuangan dan dedikasinya, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia menobatkannya sebagai Perempuan Berjasa dan Berprestasi. Mak Edah merupakan 1 dari 514 wanita dari seluruh indonesia yang menerima penghargaan ini. Penghargaan diserahkan oleh Gubernur Jawa Barat dalam acara Peringatan Hari Kartini 2022 di Gedung Sate, kota Bandung tanggal 21 April 2022.
Usaha tak kenal lelah dan jiwa pantang menyerah untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan dan pendidikan di desanya, telah membuat Mak Edah menjadi sosok Kartini masa kini yang menginspirasi. RH