Jakarta, OG Indonesia -- Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk. (Perseroan), menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta. Pemenuhan kebutuhan energi nasional, penguatan diversifikasi di sektor non-batubara, serta peningkatan kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi fokus utama Perseroan.
RUPST sendiri memutuskan menerima laporan tahunan 2021, mengesahkan laporan keuangan tahun 2021, memberikan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Komisaris atas segala tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilaksanakan dalam tahun 2021.
RUPST juga memutuskan Perseroan tidak memberikan dividen kepada pemegang saham serta menyetujui susunan Dewan Komisaris dan Direksi yang tidak mengalami perubahan.
Dewan Komisaris:
• Agus Lasmono sebagai Komisaris Utama;
• Richard Bruce Ness sebagai Wakil Komisaris Utama;
• Indracahya Basuki sebagai Komisaris;
• Farid Harianto sebagai Komisaris Independen;
• Eko Putro Sandjojo sebagai Komisaris Independen.
Direksi:
• M. Arsjad Rasjid P.M. sebagai Direktur Utama;
• Azis Armand sebagai Wakil Direktur Utama;
• Retina Rosabai sebagai Direktur;
• Purbaja Pantja sebagai Direktur;
• Kamen K. Palatov sebagai Direktur.
Berdasarkan Laporan Keuangan konsolidasi Perseroan yang dipublikasikan pada Maret lalu, Perseroan mencetak Laba Bersih US$57,7 juta dan Laba Inti US$227,9 juta. Melalui anak usaha Kideco Jaya Agung (Kideco), Perseroan mengalokasikan 34% dari total produksi untuk kebutuhan dalam negeri – jauh melebihi ketentuan 25% Domestic Market Obligation (DMO).
Di tahun 2021, Indika Energy membukukan Pendapatan sebesar US$3.069,2 juta, atau naik 69,2% dibandingkan US$1.813,8 juta pada tahun 2020. Kenaikan Pendapatan Perseroan terutama disebabkan oleh meningkatnya harga jual batu bara di mana indeks rata-rata Newcastle di tahun 2021 sebesar US$137,3 per ton dibandingkan US$60,7 per ton di tahun sebelumnya.
“Dua tahun semenjak pandemi COVID-19 berlangsung, Indika Energy secara konsisten menjaga produktivitas, mengoptimalkan kegiatan operasional, dan mendukung ketahanan energi nasional. Hal ini selaras dengan komitmen pemerintah untuk melakukan transisi energi nasional. Indika Energy semakin meningkatkan performa ESG dan memperkuat diversifikasi di sektor non-batubara, termasuk di bidang energi baru dan terbarukan,” tutur Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy.
Target Netral Karbon
Indika Energy telah menetapkan target untuk meningkatkan 50% pendapatan dari sektor non-batu bara pada tahun 2025 dan mencapai netral karbon pada tahun 2050. Sepanjang tahun 2021, Indika Energy berhasil mengurangi intensitas emisi gas rumah kaca scope 1 sebesar 26,8% ke level 0,022 TonCO2eq/ ton produksi batu bara.
Untuk merealisasikan target keberlanjutannya, Indika Energy menerapkan tiga strategi utama, Pertama lewat diversifikasi, di mana Indika Energy melakukan diversifikasi dan investasi di sektor-sektor berkelanjutan termasuk energi baru dan terbarukan, solusi berbasis alam, kendaraan listrik (EV) dan infrastruktur EV.
Kedua melakukan langkah dekarbonisasi, di mana Indika Energy meminimalkan jejak karbon dalam seluruh aktivitas operasional Perseroan. Dan ketiga melakukan divestasi dengan mengurangi eksposur terhadap bisnis karbon tinggi dalam portofolio Perseroan.
Pengembangan Usaha dan Bisnis Rendah Karbon
Indika Energy mendirikan Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) yang merupakan perusahaan penyedia solusi tenaga surya terintegrasi di Indonesia. EMITS didirikan pada Maret 2021 melalui kemitraan Indika Energy bersama Fourth Partner Energy, pengembang solusi tenaga surya terdepan di India. Secara mayoritas, Fourth Partner Energy dimiliki oleh The Rise Fund, social impact fund terbesar di dunia.
Pendirian EMITS ini merupakan wujud komitmen Indika Energy dalam mendiversifikasi portofolio bisnis, mencapai tujuan keberlanjutan, meningkatkan kinerja ESG, serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025.
Indika Energy juga mendirikan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) pada April 2021. EMI bertujuan untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV) yang komprehensif di Indonesia, dari hulu hingga ke hilir – termasuk industri penunjang EV seperti baterai listrik, battery exchange atau swap station.
Sementara itu, sejak 2018 lalu Indika Energy juga memiliki investasi di sektor tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan. Proyek Awak Mas ini memiliki potensi cadangan sebanyak 1,5 juta ons emas dan 2,4 juta ons sumber daya emas dan ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun 2024.
Anak usaha lainnya, Interport Mandiri Utama, menawarkan solusi logistik bagi klien di berbagai industri. Saat ini, Interport tergabung dalam konsorsium yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai operator yang mengelola Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.
Transisi Energi dan Pendanaan Perseroan
Pada 18 April 2022, Indika Energy, melalui anak usaha PT Jaya Bumi Paser (JBP) telah menandatangani fasilitas pinjaman senilai US$27,5 juta dari Bank DBS Indonesia. Pendanaan ini ditujukan untuk membiayai pengembangan sumber energi baru dan terbarukan berbasis biomassa yang berkelanjutan dan menerapkan standar Forest Stewardship Council (FSC) oleh JBP di Kalimantan Timur.
Hal ini sejalan dengan komitmen dan dukungan untuk mendorong investasi dalam upaya transisi energi, serta mendukung pencapaian target penurunan emisi nasional hingga 29% dengan upaya sendiri atau hingga 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030 seperti tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC). RH