Jakarta, OG Indonesia -- Forum IOC 2022 yang diselenggarakan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) secara hybrid, kamis (10/3/2022), telah memberikan harapan baru, terobosan dalam upaya mendukung peningkatan produktivitas operasional industri hulu migas nasional. Data analytic akan berperan dalam menciptakan operasional hulu migas yang lebih efisien, lebih akurat dan melakukan tindakan-tindakan preventif mencegah kejadian yang menghambat operasional hulu migas seperti unplanned shutdown, kebocoran pipa dan lainnya.
Industri hulu migas saat ini mengalami berbagai tantangan antara lain lapangan migas yang sudah mature, potensi hulu migas yang berada di remote area dan minim infrastruktur, kecenderungan biaya yang bertambah pada lapangan yang produksinya dalam tren menurun, serta tantangan perkembangan energi bersih. Pada aspek lain, kebutuhan energi migas terus meningkat dan membuat defisit minyak terus melebar.
Integrated Operation Center (IOC) SKK Migas telah menunjukkan perannya dalam mendukung operasional industri migas di tanah air. Pandemi Covid-19 yang melanda di awal tahun 2020 dan masih berlangsung sampai saat ini dan telah mengurangi produktivitas karena adanya pembatasan mobilitas dalam rangka penanggulangan Covid-19. Namun hal ini diminimalisir dengan keberadaan IOC yang mampu menjaga kualitas pengawasan dan koordinasi SKK Migas. IOC juga mampu mendukung upaya efisiensi biaya serta kecepatan pemantauan karena bisa dilakukan secara online dan real time selama 24 jam.
Kepala Divisi Operasi Produksi Bambang Prayoga pada kegiatan IOC Forum 2022 menyampaikan saat ini IOC sudah mampu menjadi tool yang efektif dalam pengendalian dan pengawasan pada kegiatan operasi produksi KKKS, manajemen proyek dan pemeliharaan operasi KKKS, kegiatan penunjang operasi dan kegiatan survey serta pemboran.
“IOC mampu mengintegrasikan berbagai proses yang ada, menyatukan lembaran-lembaran data yang terpisah untuk kemudian diolah dan memberikan peran pada terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas. Semisal pengelolaan stok minyak di tanki KKKS, secara nasional di tahun 2017 level stok mencapai 7,02 juta barrel per day (bbls), keberadaan IOC dapat mendukung penurunan stok lebih cepat dan di tahun 2021 stok bisa diturunkan menjadi 2,72 juta bbls. Hal ini berdampak positif bagi negara, dengan penerimaan menjadi lebih optimal. Dengan semakin lengkap dan terintegrasinya modul di IOC, kami yakin stok minyak bisa ditekan lebih kecil lagi," kata Bambang.
Transformasi digital juga dirasakan manfaatnya oleh British Petroleum. Victory Rumbewas CMPRP Implementastion & Ass Manager/SME, BP Global (UK) yang pada forum IOC 2022 menyampaikan bagaimana efisiensi, akurasi dan kecepatan meningkat di BP paska implemenasi transformasi digital. Begitu pula untuk BP Tangguh di Papua Indonesia, BP telah melakukan berbagai transformasi digital.
Program yang diterapkan berfokus pada digitalisasi work-process (cth, eCOW), mengintegrasikan sistem (AiW) dan meningkatkan mobilitas pekerja lapangan (OWB). Melalui eCOW yang sebelumnya ada banyak kertas kerja untuk mengetahui resiko suatu pekerjaan saat ini dapat diakses dalam satu tempat. Untuk OWB telah menghilangkan banyak kertas fisik kelapangan, dan cukup dengan tablet untuk memasukan data, melihat permit dan lainnya.
“Salah satu power dari digitalisasi adalah meningkatkan kecepatan dan efisiensi. Serta tentu saja tingkat akurasi, sehingga akan mendorong operation excellence perusahaan,” kata Victory.
Ardian Nengkoda dari SPE International menyampaikan dampak dari pandemi terhadap sistem energi secara global tidak hanya terkait dengan ketahanan dan ketersediaan energi. Peran migas kedepan akan lebih sebagai sumber bahan baku bagi industri, artinya migas akan terus dibutuhkan. Pembatasan mobilitas pada suatu negara ataupun antar negara, menjadikan peran industrial revolution (IR) 4.0 akan semakin besar. Industri akan bergantung pada data science, artificial intelegence/machine learning, information communication technology (ICT) dan big data.
“Hulu migas di Indonesia sudah beroperasi sangat lama, pada lapangan yang sudah mature produksi akan turun dan biaya operasional akan meningkat. Tidak ada cara lain dalam upaya meningkatkan produktivitas operasional hulu migas harus menerapkan transformasi digital sampai pada level data analytic," kata Ardian.
Lebih lanjut Ardian menyampaikan bahwa pengembangan IOC SKK Migas yang sudah sampai ke tahapan data analytic adalah langkah yang tepat. Saya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh SKK Migas. Capaian ini tentu tidak lepas dari komitmen dari top manajemen dan kesiapan sumber daya manusia di SKK Migas," ujar Ardian.
“Melalui penerapan data analytic yang terintegrasi, maka peluang-peluang improvement, kemampuan memprediksi apa yang akan terjadi dimasa mendatang berdasarkan data histori yang sudah diolah akan menjadikan operasional industri hulu migas tidak saja efisien tetapi juga bisa mencegah potensi accident dan hal negatif lainnya. Data analytic juga akan berperan penting dalam upaya penemuan lapangan migas yang baru," tegas Ardian. RH