Menteri BUMN: Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas Maritim Butuh Dukungan Berbagai Pihak

Menteri BUMN Erick Thohir.

Jakarta, OG Indonesia --
Dalam 5 Arahan Strategis Nasional sesuai Visi Indonesia 2045, pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur telah menjadi agenda besar bersama. Termasuk dalam sektor maritim a
gar Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia bisa mewujudkan potensinya menjadi poros maritim dunia. 

"Upaya membangun budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut, pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim membutuhkan dukungan dari berbagai pihak," ucap Menteri BUMN Erick Thohir saat memberikan sambutan kunci dalam Webinar bertajuk "Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan Umum/Terminal di Indonesia: Dikelola Sendiri vs Partner Strategis (Internasional)" yang diadakan oleh Himpunan Ahli Kepelabuhanan Indonesia (HAPI), Rabu (9/2/2022).

Karena itu menurut Erick, berbagai inisiatif strategis dilakukan, seperti langkah membentuk holding Pelindo (Pelabuhan Indonesia) untuk meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhanan pada tingkat global. "Integrasi ini telah membuat posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke delapan di dunia yaitu sebesar 16,7 (juta) TEUs, twenty foot equivalent units," terangnya.

Erick menambahkan, sinergi Pelindo dengan berbagai stakeholder juga perlu dilakukan untuk mengembangkan potensi kepelabuhanan Indonesia. "Sinergi nasional antara Pelindo dengan berbagai stakeholder, baik dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMD, pihak swasta nasional, ataupun melalui aliansi bisnis dengan mitra luar negeri yang tentunya untuk membawa dampak positif bagi perekonomian nasional," paparnya.

Erick memberikan catatan, kerja sama dalam pengelolaan pelabuhan di Indonesia tersebut harus tetap didasari pada prinsip good corporate governance. "Sesuai best practice melalui analisis cost and benefit yang mendalam sehingga tidak akan merugikan negara," tegas Erick. "Kerja sama tersebut harus dilakukan dengan pihak-pihak yang profesional, yang memiliki track record bagus dan telah terbukti berhasil dalam mengelola pelabuhan internasional sehingga bisa membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia," sambungnya.

Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan perlu adanya skema pendanaan kreatif non APBN dalam membangun pelabuhan di Indonesia. Diterangkan olehnya, salah satu manfaatnya adalah terjadinya akselerasi atau percepatan pembangunan infrastruktur pelabuhan di tengah terbatasnya APBN. “Kemudian masuknya investasi ke Indonesia, dan juga semakin meningkatkan kualitas layanan kepelabuhanan di Indonesia,” tutur Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum HAPI Wahyono Bimarso memang mengakui bahwa pembangunan pelabuhan di Indonesia agak lambat karena terkendala APBN. Apalagi pembangunan pelabuhan juga cukup ketat, mulai dari mengikuti standar internasional sampai pengawasannya pun dipantau oleh institusi internasional yaitu International Maritime Organization (IMO).

Ketua Umum HAPI Wahyono Bimarso (paling kanan), Ketua II HAPI Dani Rusli Utama (kedua dari kanan), Ketua III HAPI Harry Sutanto (ketiga dari kanan), mengisi Webinar "Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan Umum/Terminal di Indonesia: Dikelola Sendiri vs Partner Strategis (Internasional)".
Foto: Hrp

Terkait mitra internasional dalam pembangunan dan pengelolaan pelabuhan di Indonesia, Wahyono mengungkapkan saat ini sudah ada yang masuk dan tinggal menunggu waktu saja untuk jumlahnya terus berkembang. "Kalau dibandingkan dengan (pembangunan) jalan tol memang kita lebih lambat, tetapi Insya Allah nanti dalam waktu tidak terlalu lama lagi akan cepat," jelas Wahyono.

Diakui oleh pihak HAPI, investasi dari luar negeri sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan kepelabuhanan di Indonesia. "Kemampuan kita kan terbatas, sementara kebutuhan banyak, jadi kita tetap membutuhkan investasi asing," ujarnya.

Pihak HAPI sebagai himpunan para profesional di bidang kepelabuhanan siap mendukung dari sisi pengembangan SDM. Dani Rusli Utama, Ketua II HAPI Bidang Penelitian, Pengembangan dan Diklat, mengatakan HAPI terus melakukan pelatihan di bidang kepelabuhanan dan siap menjadi sumber utama bagi akademisi atau masyarakat yang tertarik pada dunia kepelabuhanan, di antaranya dengan memberikan kuliah umum ke berbagai perguruan tinggi.

"Webinar seperti ini adalah bagian dari empat seri yang akan dilaksanakan pada tahun ini di mana materinya disesuaikan dengan kebutuhan dan update yang mempunya value added. Terkahir kita juga akan melakukan persiapan untuk pembentukan lembaga sertifikasi," terang Dani.

Dalam Webinar "Pembangunan dan Pengelolaan Pelabuhan Umum/Terminal di Indonesia: Dikelola Sendiri vs Partner Strategis (Internasional)" yang diikuti sekitar 500 peserta ini hadir banyak pembicara, seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang memberikan sambutan kunci. Turut berpartisipasi pula Plt Dirjen Perhubungan Laut Arif Toha, Ketua Umum HAPI Wahyono Bimarso, Ketua II HAPI Dani Rusli Utama, Ketua III HAPI Harry Sutanto, Direktur Utama Pelindo (Persero) Arif Suhartono, David Wignall dari David Wignall Assosiated, serta Asmari Herry Prayitno selaku Direktur Utama PT Pelayaran Nusantara Panurjwan. RH


Menteri BUMN: Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas Maritim Butuh Dukungan Berbagai Pihak Menteri BUMN: Pembangunan Infrastruktur dan Konektivitas Maritim Butuh Dukungan Berbagai Pihak Reviewed by Ridwan Harahap on Rabu, Februari 09, 2022 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.