Jakarta, OG Indonesia -- Langkah PT PLN (Persero) melalui anak perusahaannya PT Indonesia Power untuk memenuhi kebutuhan energi ke seluruh pelosok negeri, dengan meluncurkan Barge Mounted Power Plant Nusantara 1 (BMPP Nusantara 1) atau kapal pembangkit listrik pada Jumat, 28 Januari 2022 ke wilayah Kepulauan Ambon, Maluku mendapat apresiasi.
Menurut Pengamat Maritim Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, pengadaan Kapal BMPP Nusantara 1 merupakan sebuah langkah strategis yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini PT PLN (Persero) guna menyiasati kondisi geografis Indonesia yang memiliki 17.499 pulau dan menyebabkan wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) sering kali mengalami kendala kelistrikan,
BMPP Nusantara 1 memiliki panjang barge 72 meter dan lebar 27 meter dan dapat menyuplai listrik sebesar 60 MW. Dimensi barge yang compact dan sarat air rendah, dapat dioperasikan di perairan dangkal dan daerah terpencil, bersifat mobile, menurut Hakeng dapat menjadi solusi elektrifikasi saat terjadi bencana alam. Ke depan BMPP diharapkan juga dapat memenuhi kebutuhan atau menggantikan pembangkit listrik terapung di beberapa wilayah kepulauan di Indonesia.
"Sinergi BUMN, PLN melalui IP yang memberi kepercayaan PT PAL untuk membangun tiga kapal BMPP memiliki arti penting bagi industri perkapalan nasional kita. Di mana untuk kapal sejenis yang secara geografis sangat dibutuhkan oleh Indonesia, tidak perlu lagi bergantung pada negara lain dalam pembuatannya. Ini juga secara tidak langsung menunjukkan bahwa secara teknologi, sebagai negara maritim, industri maritim kita patut diperhitungkan serta dapat dipercaya," kata Hakeng dalam keterangannya, Selasa (8/2/2022).
Momen ini menurut Hakeng dapat dijadikan sebagai sebuah peluang potensial untuk meningkatkan kemampuan nasional, khususnya untuk pembangunan armada baru kapal-kapal di Indonesia.
"Diharapkan juga dengan berjalannya proyek-proyek pembuatan kapal baru, bisa menjadi penyerap tenaga kerja baik di perusahaan industri galangan kapal maupun untuk tenaga pelautnya. Dan, yang tidak kalah penting juga adalah terjadinya penambahan skill dalam penguasaan teknologi terkait,” ujarnya.
Hal lain yang patut diapresiasi menurutnya adalah perhatian Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dengan menempatkan anggaran dana yang memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan kapal-kapal milik BUMN maupun anak-anak usahanya. Hal itu guna memenuhi kebutuhan alat transportasi laut di dalam negeri.
“Jadi saya melihatnya pengembangan industri galangan kapal nasional ini dapat dikatakan seiring dengan keinginan dari pemerintah dalam usaha mewujudkan tol laut. Di mana diharapkan terjadi kelancaran pergerakan logistik yang lebih efisien dengan terjaminnya pasokan listrik di wilayah 3T dan melalui penambahan kapal-kapal berbendera Indonesia tersebut," pungkasnya. RH