Jakarta, OG Indonesia -- Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan investasi melebihi target yang sudah ditetapkan pada tahun 2021. Realisasi investasi menyentuh nilai US$4,52 miliar atau 105% dari yang sudah ditargetkan, dan untuk PNBP realisasinya lebih besar lagi yakni hingga 192% atau setara dengan Rp75,15 triliun.
"Tahun 2021 realisasi investasi Subsektor Minerba US$4,52 miliar atau 105% dari rencana semula US$4,306 miliar, jadi ada peningkatan. Kemudian untuk tahun 2022 rencana investasi di minerba adalah sebesar US$5,01 milyar. Kami menyadari kondisi pandemi covid yang masih berlangsung tapi kami tetap optimis tahun 2022 akan terjadi peningkatan investasi di minerba," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Ridwan Djamaluddin dalam konferensi Pers Capaian Kinerja Tahun 2021 dan Rencana 2022 Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kamis (20/1/2022).
Capaian melebihi target juga ditorehkan dalam penerimaan negara bukan pajak yakni sebesar Rp75,16 triliun atau 192,2% dari target. "Tahun 2021 alhamdulillah, realisasi PNBP minerba sebesar Rp75,16 triliun atau 192,2% dari target yang semula Rp39,1 triliun," lanjut Ridwan.
Indonesia memang sedang menikmati tingginya harga komoditas yang harganya sedang melambung tinggi sepanjang tahun 2021. Harga batu bara di pasar internasional, bahkan sempat menyentuh US$280 per ton pada awal Oktober 2021 membuat penerimaan negara turut terdongkrak.
Untuk tahun 2022, target penerimaan PNBP minerba diturunkan menjadi Rp42,36 triliun, jauh dibandingkan penerimaan tahun 2021. Hal ini dijelaskan Ridwan karena rencana tahun 2022 ini dibuat berdasarkan asumsi produksi batu bara sebesar 550 juta ton dengan nilai Harga Batubara Acuan (HBA) US$67,3 per ton.
"HBA itu dinamis sifatnya, kita juga memperkirakan HBA-nya akan lebih dari US$67,3 sehingga mudah-mudahan nanti realisasi tahun 2022 juga cukup tinggi dan juga dari volume produksi kami memperkirakan akan jatuh di 550 juta ton di mana diwujudkan dari RKAB yang sudah kita keluarkan selama ini," jelas Ridwan.
Selain capaian realisasi nilai investasi dan PNBP, dalam kesempatan yang sama Ridwan juga memaparkan capaian minerba lainnya di tahun 2021 dan rencana tahun 2022.
Untuk mineral Tahun 2021, produksi mineral Katoda tembaga sebesar 289,5 ribu ton, emas 78, 9 ton, perak 397,2 ton, timah 34,5 ribu ton, ferronickel 1.585 ribu ton, Nickel Pig Iron 799,6 ribu ton, dan Nickel Matte sebesar 82,3 ribu ton.
"Produksi Timah 2021 hanya tercapai 49% dikarenakan terhambat akibat wabah Covid 19 yang berdampak terhadap kinerja operasional produksi. Sedangkan Penurunan Produksi Nickel Pig Iron dan Nickel Matte disebabkan Furnace Rebuild di PT Vale dan pembatasan jam operasional pada smelter lain, jadi alasan operasional," ungkapnya.
Pemanfaatan batu bara domestik terus mengalami peningkatan, tahun 2021 produksi batu bara dalam negeri mencapai 614 juta ton dengan realisasi pemanfaatan untuk dalam negerinya sebesar 133 juta ton.
"Pemanfaatan batu bara dalam negeri akan meningkat dari sebelumnya tahun 2021 133 juta ton menjadi 165,7 juta ton pada tahun 2022," ujar Ridwan.
Untuk tenaga kerja di subsekor minerba, disampaikan Ridwan, Pemerintah memprioritaskan kepada tenaga kerja lokal sebagaimana ditekankan dalam undang-undang nomor 3 tahun 2020. Tahun 2021 tercatat jumlah tenaga kerja Indonesia mencapai 244.945 pekerja sedangkan tenaga kerja asing sebanyak 5.355 pekerja.
"Perbandingan tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing jauh perbandingannya.Tenaga kerja asing bisa digunakan dalam rangka alih teknologi atau alih keahlian serta juga kewajiban dari badan usaha untuk memberi pendidikan dan pelatihan kepada tenaga kerja lokal," pungkas Ridwan. R2