Gambar 1
Jakarta, OG Indonesia -- Dalam rangka persiapan pembangunan prototipe TMSR500 di Indonesia yang lebih populer disebut PLTT, ThorCon International telah menunjuk Empresarios Agrupados (EAI) melalui tanda tangan kontrak kerja sama untuk kolaborasi jangka panjang yang dilakukan pada 8 November 2021 lalu.
EAI adalah konsultan perencana engineering yang bertugas untuk melakukan perencanaan desain, konstruksi, operasi sampai dekomisioing. Di samping itu EAI juga diberi tugas untuk melakukan kajian high level safety assessment terhadap dokumen keselamatan ThorCon yang akan didampingi oleh Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai salah satu syarat dalam memenuhi permintaan pemerintah Indonesia yang rencananya akan dimulai dalam waktu dekat ini.
EAI yang berkelas dunia berkantor pusat di Madrid, Spanyol. EAI memiliki kantor cabang di 37 negara dan telah terlibat dalam perencanaan maupun konstruksi lebih dari 80 PLTN di dunia. Selain itu, EAI juga telah mendapatkan kepercayaan oleh komisi Uni Eropa (EU) untuk mengevaluasi PLTN di EU terhadap ancaman kejadian Fukushima yang rekomendasinya telah dijadikan Standard Operating Procedure (SOP) untuk hampir seluruh PLTN di UNI Eropa.
Salah satu proyek yang dibanggakan EAI adalah mendapat kepercayaan dari organisasi International Nuclear Fussion Research (ITER) dalam pembangunan reaktor fisi Tokamak pada Tokamak Complex Contract tahap 2 (TCC2) (Gambar 1) yang baru ditandatangani pada Desember 2020.
Dalam mendukung implementasi proyek ThorCon di Indonesia, EAI akan menyediakan 1.250 engineery ang berpengalaman. David Devanney, CEO PT ThorCon Power Indonesia mengatakan EAI adalah perusahaan engineering nuklir kelas dunia yang memiliki pengalaman luas lebih dari 50 tahun dalam desain, pengadaan, konstruksi, dan operasi pabrik yang akan sangat berharga bagi program TMSR-500.
"Bagi kami ini adalah momen yang menentukan dan pertanda baik untuk proyek perencanaan pembangunan PLTN di Indonesia yang sukses," ucap Devanney dalam keterangan resmi yang diterima OG Indonesia, Senin (31/1/2022).
Sebagai konsultan perencana engineering, EAI akan mendukung ThorCon di berbagai aktivitas, di iantaranya manajemen proyek, kontrol dokumen, kepatuhan kode, persiapan lokasi, aktivitas pra-konstruksi, dan perjanjian lisensi. Termasuk melakukan koordinasi dengan perusahaan Engineering Procurement Construction (EPC) yang salah satunya adalah Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME).
Selain itu, perusahaan nuklir kelas dunia ini juga akan memberikan pendampingan serta konsultansi kepada PT ThorCon Power Indonesia untuk menjadi operator PLTN tersebut mulai dari perencanaan hingga konstruksi, operasi, dan akhirnya dekomisioning.
Kajian high level safety assessment yang akan dilakukan EAI bekerja sama dengan Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF) UGM bertujuan untuk menunjukkan kepada pemerintah Indonesia bahwa desain ThorCon memiliki keselamatan yang cukup tinggi dan dapat menjamin kejadian Fukushima tidak akan terjadi. Sehingga diharapkan pemerintah tidak ragu untuk menjadikan proyek PLTT ebagai program strategis nasional melalui investasi swasta tanpa APBN dengan skema Independent Power Producer.
Menanggapi kerja sama dengan EAI, Alexander Agung, Ketua DTNTF UGM menyatakan, “Kami melihat kerja sama dengan EAI dalam melakukan high level safety assessment merupakan kesempatan emas bagi kami untuk dapat bekerjasama dengan praktisi industri nuklir kelas dunia dalam perencanaan pembangunan PLTN. Sehingga kami dapat menggalang pengalaman serta bekerjasama dalam program magang bagi mahasiswa kami.”
Rencananya, TMSR-500 akan dibangun di galangan kapal (DSME), Okpo, Korea Selatan. Penggunaan galangan kapal modern diyakini akan menghemat waktu dan biaya sekaligus meningkatkan kualitas konstruksi. Hanya diperlukan waktu 24 bulan sejak awal konstruksi sebelum setiap pembangkit dapat mengirimkan listrik ke jaringan. Melalui pendekatan ini pada akhirnya meningkatkan skalabilitas pabrik ThorCon dengan cepat. Pada tahap awal, pabrik akan didesain dengan kapasitas produksi setara dengan 10 GW atau 20 unit PLTT per tahun.
MarÃa Teresa DomÃnguez, yang akan menjadi pimpinan proyek ThorCon di Divisi Proyek Lanjutan Empresarios Agrupados, berkomentar bahwa, “Ini akan menjadi kesempatan yang sangat baik untuk bekerjasama dengan ThorCon Power untuk menyediakan teknologi di mana kami memiliki pengalaman yang cukup luas melalui keterlibatan kami dalam melakukan perencanaan lebih dari 50 tahun terakhir di proyek pembangunan PLTN. Termasuk juga reaktor GEN IV, serta, dalam beberapa tahun terakhir, dalam energi terbarukan, di mana sistem garam cair juga diterapkan. Misi kami kemudian adalah untuk mentransfer pengalaman Empresarios Agrupados ini ke reaktor TMSR-500 untuk sukses mencapai tujuan mereka. Empresarios Agrupados memiliki semua sumber daya dan pengalaman yang diperlukanuntuk mencapai visi ThorCon dan untuk mendukung implementasi program ini di Indonesia.”
Bob S. Effendi selaku COO PT ThorCon Power Indonesia menyampaikan, penunjukan EAI membuktikan bahwa PT ThorCon Power Indonesia telah melakukan langkah konkret dan nyata dalam persiapan implementasi proyek PLTT di Indonesia yang dapat menjadi kesempatan yang bagus bagi sktor nuklir di Indonesia untuk bisa bersama-sama terlibat dalam perencanaan pembangunan PLTT.
"Kami berharap agar implementasi PLTT di Indonesia dapat dilaksanakan segera sehingga dapat beroperasi sebelum tahun 2030 untuk menjadi tulang punggung energi primer yang bersih dan murah tanpa butuh subsidi, sesuai dengan harapan Presiden Jokowi guna mencapai target net-zero emission tahun 2060,” ucap Bob. RH