Foto: Hrp |
Dikatakan Benny Pidakso, Direktur PP Presisi, perusahaannya pada tahun 2020 ini memang menargetkan bisa tumbuh sebesar 20% dari sisi perolehan kontrak maupun pendapatan perusahaan. Karena itu diversifikasi bisnis serius dilakukan oleh PP Presisi, termasuk ke sektor pertambangan.
"Menyangkut diversifikasi bisnis, untuk anak usaha akan kita dorong untuk masuk ke sektor mining terutama batu bara dan nikel," kata Benny dalam konferensi pers selepas Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di komplek perkantoran PT PP (Persero) di bilangan TB Simatupang, Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Kendati harga batu bara saat ini sedang melemah tetapi menurut Benny ke depannya harga batu bara akan kian baik seiring langkah pemerintah yang melakukan pemotongan kuota produksi batu bara sampai 10%. "Ini akan ber-impact kepada harga batu bara ke depan jadi harga batu bara saat ini bukanlah jadi penghalang bagi kami untuk masuk di sektor mining," jelas Benny.
Diterangkan olehnya, saat ini perusahaannya tak hanya bermain di sektor kontruksi tetapi juga ke sektor infrastruktur pertambangan yang market-nya cukup besar. Di mana peluang pembangunan jalan hauling sampai pelabuhan dan untuk pengangkutan batu bara cukup terbuka lebar.
"Untuk jalan tambang atau jalan hauling dan juga untuk pengangkutan batu bara kami sudah melakukan pembicaraan. Mudah-mudahan ini menuju ke arah yang positif untuk perolehan kontrak 2020," bebernya.
Siap Buyback Saham
Dalam RUPSLB hari ini, pihak direksi juga menyampaikan kepada para awak media bahwa RUPSLB telah menyetujui rencana Perseroan melakukan pembelian kembali saham (buyback). Rencananya buyback akan dilakukan dengan alokasi dana sebanyak-banyaknya Rp 293 miliar.
"Pertimbangan kami untuk melakukan buyback saham karena kami menilai bahwa harga saham Perseroan tidak mencerminkan kondisi fundamental dan Iikuiditas Perseroan yang kuat," papar lswanto Amperawan, Direktur Utama PP Presisi.
Melalui buyback ini, PP Presisi berharap dapat mencapai struktur permodalan yang efisien dan memungkinkan menurunkan biaya modal keseluruhan, fleksibilitas yang lebih besar dalam rangka mengelola modal jangka panjang serta pengelolaan kelebihan arus kas dengan cara yang efisien dan benar. Di samping itu juga untuk meningkatkan Earning Per Share (EPS) serta Return on Equity (ROE) secara berkelanjutan.
“Buyback akan dilakukan melalui transaksi di Bursa Efek Indonesia di pasar regular secara bertahap selama 18 bulan terhitung sejak tanggal 6 Februari 2020 sampai dengan 30 Juli 2021,” tambah lswanto. RH
PP Presisi Serius Garap Bisnis Tambang
Reviewed by OG Indonesia
on
Jumat, Januari 31, 2020
Rating: