Jakarta, O&G Indonesia-- Jurus efisiensi tengah dikeluarkan oleh para
perusahaan KKKS migas di tengah turunnya harga minyak mentah dunia. Salah satu
yang mulai dilirik adalah shorebase
management agar kegiatan operasi migas di daerah remote bisa lebih mudah diatur logistiknya dari gudang atau
pelabuhan terdekat.
Apalagi saat ini tren kegiatan eksplorasi migas kita tengah mengarah ke Indonesia bagian timur yang jauh dari pusat-pusat pelabuhan utama di sisi barat Indonesia. “Biaya logistik itu bisa sampai 20 persen, jadi bisa berhemat dengan manajemen shorebase, dan juga akan berpengaruh dalam kecepatan kerja,” terang Baris Sitorus, Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas pada O&G Indonesia.
Intinya,
perlu ditekankan bahwa bisnis migas ini long
time, eksplorasinya bisa 20 tahun bahkan bisa lebih. Jadi, jangan harap
membangun shorebase bisa break event point dalam 2-3 tahun,
apalagi di tengah penurunan harga minyak kini, tentunya akan banyak tantangan
dan peluang, terutama dari daerah operasi lepas pantai di mana kebutuhan
layanan supply base itu cukup tinggi. (RH)
Apalagi saat ini tren kegiatan eksplorasi migas kita tengah mengarah ke Indonesia bagian timur yang jauh dari pusat-pusat pelabuhan utama di sisi barat Indonesia. “Biaya logistik itu bisa sampai 20 persen, jadi bisa berhemat dengan manajemen shorebase, dan juga akan berpengaruh dalam kecepatan kerja,” terang Baris Sitorus, Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas pada O&G Indonesia.
Shorebase
adalah pelabuhan, tempat barang-barang dari luar negeri maupun dari pulau lain.
Di mana barang-barang tersebut siap dipakai kegiatan pemboran. Jadi, dalam
pelabuhan tersebut terdapat gudang, workshop,
tempat pekerja, crane, jetty, bahkan
bisa ada pesawat dan landasan pesawatnya.
Mengingat pada kegiatan hulu migas itu kegiatannya
mulai dari mencari, memproduksi, sampai mengangkut ke kilang dan menjual minyak
atau gas, disitulah shorebase diperlukan.
Bermula dari kegiatan mencari atau eksplorasi itu saja sudah diperlukan shorebase, karena pada saat itu sudah diperlukan peralatan-peralatan
seismik dan segala macam. Hal itu terus berlanjut sampai nanti setelah
berproduksi untuk pengangkutan produknya dalam hal ini minyak dan gas bumi. “Peralatan
seperti casing, tubing itu istilahnya
Long Lead Item yang membutuhkan waktu
yang lama untuk pemesanannya, bisa sampai 18 bulan. Enggak bisa langsung ada, walaupun banyak duit kita. Jadi tentunya
perlu perencanaan supply chain management
(SCM). Dan SCM ini sangat dekat dengan shorebase
sebagai tempat penampungan dan kemana dikirimnya. Itu pentingnya shorebase dalam proyek,”ujarnya.
Bila melihat kendala dalam operasi seperti halnya
kebutuhan akan barang-barang untuk maintenance,
akan bisa diambil suatu saat. “Jadi kalau dalam kasus emergency kita harus ambil dari Singapura atau Amerika sana, bisa
lama kan? Jadi diharapkan dengan shorebase
yang semakin dekat ke lokasi akan mempermudah operasi dan juga menghemat biaya,”ucap
Baris.
Idealnya, jika ditinjau dari aspek dunia hulu migas
memang mengharapkan supaya shorebase
ini ada di suatu tempat yang menjadi kawasan berikat. “Supaya bisa langsung
dari luar negeri ke kawasan tersebut, kalau perlu ada pabean di sana, dan semua
urusan dari tax dan segala macam bisa
diurus di sana. Karena kalau harus ke Singapura dulu, Batam, Jakarta, baru ke
Papua kan lama. Jadi kalau bisa
langsung ke tempat yang sedekat mungkin dengan lokasi operasi migas. Saya ingin
mengatakan, karena tempatnya harus dekat dengan kegiatan operasi maka tempatnya
tentunya bukan Jakarta atau Surabaya, tapi di daerah operasinya misal di Maluku
atau Papua,”terangnya sambil menekankan bahwa semuanya bermuara pada tujuan
efisiensi dan kelancaran dengan pendekatan business
to business.
SKK Migas terus mendorong agar semua kegiatan
operasi migas dijalankan dengan efisien
dan efektif, begitu pula dengan solusi shorebase
ini. “Kalau memang memungkinkan bisa berbagi fasilitas kenapa tidak, karena
pasti akan berbagi untuk biayanya. Hanya saja PSC itu kan tidak selalu serentak
start-nya, ada yang sudah mulai
dahulu dan bangun sendiri shorebasenya.
Jadi selagi ekses kapasitasnya masih ada ya kita persilahkan bagi KKKS yang
datang kemudian untuk masuk ke situ. Sebaiknya sih dari awal sudah membangun bersama, itu pasti jalannya akan
mulus sekali,”pungkasnya.
Shorebase Management, Operasi Migas Bisa Lakukan Penghematan untuk Logistik
Reviewed by OG Indonesia
on
Selasa, Juni 09, 2015
Rating: